Semangat Berbagi, Siap Bersinergi Bersama Kampung Songo

Fotografer: Sherlynn Yuwono

Semangat Berbagi, Siap Bersinergi Bersama Kampung Songo

Oleh: Catherine Ivana

Pengolahan sampah masih menjadi masalah peling di Indonesia yang belum terlihat titik terangnya. Menyoroti hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kristen (UK) Petra menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Kampung Binaan Mahasiswa (KBM) V pada Rabu (20/04/2022). Mengusung tema “One Step Closer into Sustainability“, acara ini diharapkan dapat membuat mahasiswa semakin peka terhadap esensi keberlanjutan kehidupan, terutama lingkungan hidup. Acara ini dilaksanakan secara daring melalui media Zoom. 

Tepat pukul 18.00 WIB, acara dibuka dengan doa oleh Michelle Gracia dan Samuel Kristian selaku master of ceremonies (MC). Acara kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Angellica Beillinda selaku ketua acara. Angellica berharap, seluruh rangkaian kegiatan dapat mewadahi peserta dalam memberikan dampak positif bagi bumi dan lingkungan. Selanjutnya, Widi Santoso Widjanarko selaku Ketua BEM UK Petra menambahkan, “Gunakan setiap kesempatan yang ada, sebab kita sebagai mahasiswa memiliki peran untuk menjadi roda penggerak bagi masyarakat”. Berikutnya, Dr. Rudy Setiawan, S.T., M.T. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan turut menyampaikan kata sambutannya. “Harapannya, Kampung Songo dapat menjadi kampung sayur yang unggul dalam urban farming, penerapan teknologi digital, ramah lingkungan, bebas sampah, dan penerapan gaya hidup yang berkelanjutan,” tegas Rudy. 

Selain itu, Yaning Mustikaningrum selaku perwakilan Kampung Songo pun berambisi, kegiatan ini akan membawa perubahan positif bagi mahasiswa maupun warga setempat. Dalam kesempatan ini juga, Anita Permata hadir sebagai narasumber dalam webinar bertajuk “Zero Waste: Lifestyle vs Tren“. Anita menjelaskan, zero waste merupakan gerakan yang mengajak masyarakat untuk mengurangi sampah rumah tangga sekaligus memanfaatkan sumber daya yang ada agar tidak menjadi sampah yang mengancam lingkungan. “Jangan terintimidasi dengan gaya hidup zero waste sebab kita bisa memulai segala sesuatunya dari hal kecil,” ujar Anita.

Tidak hanya itu, ia pun mengungkap hierarki zero waste. Langkah pertama adalah refuse, yaitu menolak barang-barang yang tidak dibutuhkan. Kedua, kita harus melakukan reduce dengan cara mengurangi barang-barang yang berpotensi menjadi residu. Langkah ketiga adalah reuse, yakni memaksimalkan kembali penggunaan bahan dan barang yang kita miliki dengan cara memelihara serta memperbaikinya. 

Keempat, peserta harus melakukan recycle. Recycle diimplementasikan dengan mengolah kembali sampah atau barang bekas menjadi sebuah produk yang bernilai. Setelah itu, rot digenapi untuk mengolah sampah organik menjadi nutrisi untuk tanah dan tanaman. Terakhir, kita harus mengupayakan sistem landfill agar sampah diolah menjadi porsi yang lebih kecil. 

Sesi selanjutnya adalah penjelasan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mencakup peserta daring, luring, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Martografi UK Petra. Bentuk kegiatan dari sektor luring adalah pembuatan sabun dari minyak jelantah, penanaman toga, dan workshop ecoprint. Sementara itu, peserta yang mengikuti kegiatan secara daring diwajibkan membuat feeds, video reels, konten website, dan sticker packaging. Bagi sektor UKM Martografi, peserta akan mengadakan kelas fotografi sederhana seputar teknik pengambilan serta pengeditan foto untuk warga setempat. Acara kemudian ditutup dengan foto bersama dan doa. 

Di era modern, berpikir serta bertindak berkelanjutan adalah kegentingan yang harus segera dilakukan. Sebab, apabila kita tidak memiliki hidup berkelanjutan yang selaras dengan alam, maka kita tidak akan berhasil mewariskan alam ini kepada generasi berikutnya. Jadi, tunggu apa lagi, Sobat GENTA? Yuk, kita mulai peka terhadap lingkungan sekitar!

About the author /