Photostory Vol. 9: Riwayat Luka yang Beranjak Pudar

Fotografer: Gabrielle Angel

Photostory Vol. 9: Riwayat Luka yang Beranjak Pudar

Oleh: Audie Ferrell

Di balik ambang batas kesulitan, selalu ada proses pemulihan yang menanti jajakan. Tak ubahnya pameran foto jurnalistik Photostory Vol. 9, yang kembali diadakan secara luring setelah dua tahun berjalan secara daring. Pameran yang diadakan oleh Pers Mahasiswa (Persma) Petra Christian University (PCU) ini menampilkan tangkapan lensa tiga belas fotografer yang dikurasi oleh fotojurnalis Anton Kusnanto, S.Sos.. Mengadopsi tema “Pulih”, pameran ini mengangkat kisah perjuangan banyak insan untuk bangkit setelah tiga tahun pandemi. Pameran dapat dikunjungi secara langsung di ruang Q.3.03 Gedung Q PCU mulai dari Senin (10/04/2023) hingga Sabtu (15/04/2023). Selain itu, pameran juga tersedia dalam bentuk virtual melalui situs web GENTA.

Senin (10/04/2023) pukul 08.15 WIB, pameran resmi dibuka dengan prosesi pemotongan pita. Rangkaian acara pembuka dipandu oleh Emanuelle Sibarani selaku master of ceremony (MC). Sambutan pertama dituturkan oleh Dr. Rudy Setiawan, S.T., M.T. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan PCU. Rudy memaknai dokumentasi kerapuhan setiap individu di muka krisis kesehatan yang belum sepenuhnya usai. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Dr. Fanny Lesmana, S.Sos., M.Med.Kom. selaku Dosen Pembina Persma. Fanny berharap, kegiatan ini dapat menjadi wadah belajar dan berkarya yang lebih baik.

Tak lupa, Thalia Angelica selaku Pimpinan Umum Persma periode 2022/2023 juga hadir untuk menyambut dibukanya pameran. Thalia mengajak pengunjung untuk menyadari perannya sebagai manusia yang dapat meraih kesempatan kedua, seperti dekorasi pameran yang dibuat dengan mendaur ulang barang bekas. Terakhir, Sherlynn Yuwono selaku ketua acara turut mengutarakan sambutan. Ia berharap, cerita dibalik setiap foto di pameran ini dapat tersampaikan dan menyentuh hati pengunjung. “Seperti kata pak Anton, fotografi dapat mengabadikan satu detik dari serangkaian momen,” kutip Sherlynn.

Memasuki ruang pameran, deretan gambar yang dilengkapi dengan artikel dibagi menjadi empat subtema. Setiap subtema merepresentasikan satu langkah dalam proses pemulihan selepas trauma. Pertama, ada kubik jepretan bersubtema “Kala” yang mengisahkan refleksi masa lalu. Salah satu kisah yang diangkat adalah Kampoeng Dolanan gagasan Mustofa Sam. Pria kelahiran tahun 1991 itu tetap gigih melestarikan permainan tradisional meskipun tempat usahanya pernah beberapa kali digerebek polisi. Beranjak ke sisi kiri, peserta disapa risalah transformasi rupa melalui subtema “Pancarona”. Subtema ini mengajak pengunjung untuk mempertimbangkan kembali cara pandang terhadap barang usang, seperti Kaylee Stefanoline yang mengolah limbah kayu menjadi mainan melalui proyek “I’m Not Trash”.

Potensi masa depan yang menunggu realisasi pun menjadi fokus subtema “Nawasena”. Subjek dari subtema ini adalah perjalanan bertahan hidup dari tiga tempat usaha selama pandemi. Terakhir, wujud nyata visi oleh mereka yang memilih bangkit pun ditangkap melalui subtema akbar “Pemulihan”. Salah satunya adalah sosok Jerry Piko yang beralih dari karir pesulap pesta ke kreasi konten digital selama pandemi.

Bukannya menjadi akhir perjalanan, kegagalan justru dapat menjadi kesempatan untuk bangkit dengan lebih baik lagi. Ada banyak pelajaran yang bisa Sobat GENTA petik dengan mengamati rentetan kisah proses pemulihan. Bagaimana memori, perspektif, dan wacana dapat berpadu untuk menyambut hari esok. Yuk, sedia memilih pulih dalam menghadapi rintangan, Sobat!

About the author /