Fotografer: Jeremia Oktaviano
Nahkodai Kapal, Arungi Ombak Kepemimpinan
Oleh: Audie Ferrell
Keterampilan kepemimpinan adalah bekal penting bagi mahasiswa Petra Christian University (PCU), baik dalam menjajal dunia perkuliahan maupun pekerjaan. Menanggapi kebutuhan ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) PCU mengadakan workshop bertajuk “Aye Aye Captain!” pada Sabtu (15/04/2023). Mengangkat tema besar “From Crew to Capts”, acara ini diharapkan dapat membekali peserta agar dapat menjadi pemimpin yang baik. Acara yang diadakan di Auditorium W PCU ini dibagi menjadi dua sesi.
Pukul, 10.20 WIB, sesi pertama acara dibuka dengan doa oleh Michelle Marcelia Umbas dan Ryan Christian Han selaku master of ceremonies (MC). Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Jonathan Elia selaku ketua acara. Tak lupa, Monica Subianto selaku ketua BEM PCU periode 2022/2023 juga turut menyampaikan sepatah sambutan. Keduanya berharap, acara ini dapat membantu peserta untuk tumbuh bersama sebagai calon pemimpin masa depan.
Sesi pertama workshop mengangkat tema “Are You the Person with the Torch?”. Narasumber yang hadir untuk membahas mentalitas kepemimpinan adalah Bagus Haria Hadi, S.Psi., M.Psi., selaku psikolog dan founder Berbagi Bahagia Project. Ia membuka sesi dengan diskusi mengenai pentingnya menghargai proses. “Tidak ada pemimpin, dokter, atau arsitek yang lahir begitu saja. Semuanya pasti melalui proses pembentukan,” ujar Bagus. Alhasil, seorang pemimpin ideal sebaiknya dapat memberikan kesempatan berkembang bagi anggotanya melalui kepemimpinan transformasional. Hal ini penting dalam mengurangi perasaan stres anggota, meningkatkan kepuasan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan di lingkungan kerja.
Menurut Bagus, ada lima sikap yang dapat dikembangkan untuk meraih kepemimpinan transformasional, yaitu kepekaan terhadap perasaan sesama, ketepatan pola komunikasi, ketegasan yang ditemani empati, kemampuan menghargai orang lain, serta pola pikir visioner. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dalam menjadi pemimpin. “Work-life balance saja tidak cukup. Anda juga harus menjaga kepuasan kerja agar tidak muncul keinginan meninggalkan tugas,” pesan Bagus. Peserta kemudian diajak mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat melalui kuesioner singkat studi kasus kepemimpinan. Sesi pertama kemudian diakhiri dengan pengundian hadiah.
Pukul 13.20 WIB, Mahersya Christiani dan Michael Louis selaku MC membuka sesi kedua acara dengan doa. Sesi yang bertemakan “Ahoy Mates!” ini menghadirkan Iqbal Zaenal Mutaqin, S.Sos. sebagai narasumber. Direktur Eksekutif Kami Foundation tersebut membuka sesi dengan membahas pentingnya personal branding dalam kepemimpinan. “Selama kalian otentik dengan diri sendiri, personal branding yang baik dapat membangun kepercayaan dan kredibilitas kalian sebagai pemimpin,” ujar Iqbal. Ia juga memaparkan empat kerangka kepemimpinan adaptif, yakni kecerdasan emosional, keadilan dalam berorganisasi, terjadinya perkembangan, dan transparansi. Menurutnya, pemimpin yang adaptif akan mampu merangkul berbagai pendapat dan memenuhi kebutuhan emosional tim. “Hal ini menjadi kunci agar organisasi kalian mampu menghadapi semua bentuk resiko,” tambahnya.
Setiap manusia lahir ‘bak secarik kertas putih. Dalam menahkodai kapal organisasinya, seorang kapten yang baik sedianya dapat membantu awak kapal-nya untuk mengisi kertasnya masing-masing. Gaya kepemimpinan yang transformatif tersebut dapat menghasilkan tim yang tak hanya produktif, namun juga senang dalam menjalani seluruh proses pengerjaan. Maka dari itu, Sobat GENTA harus terus bersemangat mengapikan kemauan untuk mengayomi anggota ya!