Pijak Globalisasi, Genggam Nasionalisme

Fotografer: Misael Yosa

Pijak Globalisasi, Genggam Nasionalisme

Oleh: Grace Michelle

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Petra Christian University (PCU) mengadakan kegiatan berjudul “Raise of Awareness” (RARE). RARE sendiri merupakan acara talk show yang mengangkat isu krisis nasionalisme di Indonesia. Bertempat di Amphiteater Gedung Q PCU, kegiatan dimulai pukul 10:45 WIB pada Jumat (14/04/2023). Acara dibuka oleh kedua master of ceremonies (MC), yaitu Samuel Kristian dan Bella Tania, Acara kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. 

Kemudian, Graciella Idellise selaku ketua acara menyampaikan kata sambutannya. Ia menyampaikan tema RARE 2023, yaitu “Nasionalisme dan Globalisasi: Saatnya yang Muda yang Beraksi” muncul dari keresahannya mengenai krisis nasionalisme pada anak muda Indonesia akibat globalisasi. Ia menambahkan, makna dari maskot RARE yang bernama Scopy adalah suatu gambaran kesadaran untuk mengamati lebih jauh tentang keadaan sekitar. Graciella berharap, peserta dapat meningkatkan rasa nasionalisme mereka dalam melindungi tanah air sebagai generasi penerus bangsa. 

Sambutan kemudian dilanjutkan oleh Monica Subijanto selaku Ketua BEM PCU  periode 2022/2023. Monica berharap, peserta dapat belajar untuk meningkatkan rasa nasionalisme agar terus aktif bergerak dan berdampak bagi sekitar. Tak ketinggalan, Dr. Rudy Setiawan, S.T., M.T. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan PCU turut menyampaikan harapannya. Ia berharap, peserta sebagai penerus bangsa harus memiliki jiwa nasionalisme yang kuat. Selain itu, peserta tidak hanya menaruh fokus pada kepentingan pribadi, melainkan juga berkontribusi bagi bangsa dan negara dalam bidang apapun. 

Selanjutnya, Piniela Sutandi sebagai moderator kemudian menggantikan posisi MC untuk memimpin acara. Sebelum mendengar materi yang disampaikan oleh narasumber, perempuan yang kerap disapa Pini tersebut mengajak peserta melakukan ice breaking. Setelahnya, Pini menyambut narasumber acara RARE kali ini, yaitu Esther Lubis. Keduanya melakukan perbincangan singkat mengenai latar belakang Esther. Narasumber asal Pekanbaru ini sedang menjalankan studi di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Selain itu, Esther juga menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) dan founder Produktifkuy, sebuah platform yang bergerak dalam bidang pendidikan, produktivitas, dan pengembangan diri.  

Memasuki inti acara, Esther membagikan pengalamannya dalam menumbuhkan rasa nasionalisme pada dirinya yang hadir saat berada di negara orang. Mulai dari menjadi perwakilan Indonesia dalam Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) sampai mengajar anak TK di Malaysia. Ia merasa, generasi muda Indonesia masih belum berani dalam menyuarakan kepedulian terhadap bangsa dan negara. “Pakailah suaramu bagi mereka yang tidak bisa bersuara,” sampainya. 

Esther pun menyampaikan cara mengimplementasikan nasionalisme dalam era globalisasi. Menurutnya, anak muda harus belajar menerima ketidaksempurnaan yang dimiliki bangsa Indonesia dan melakukan perubahan dari hal tersebut. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan mengambil langkah berani yang dimulai dari diri sendiri. Tidak hanya itu, generasi muda harus berani dalam memerdekakan diri sendiri,. Keberanian inilah yang akan berkembang guna membagikan ilmu serta menyuarakan opini. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan doa.

Di era modern ini, globalisasi tentu berpengaruh besar pada suatu bangsa. Namun, tanpa adanya rasa nasionalisme, globalisasi dapat menjadi ancaman bagi Indonesia. Hilangnya rasa nasionalisme ini pula yang menjadi penyebab utama generasi muda meninggalkan nilai-nilai kebangsaan. Jadi, mari terus tingkatkan nasionalisme dalam menghadapi globalisasi dengan mengadopsi nilai baik yang ada ya, Sobat GENTA!

About the author /