Gatra Karya Akuntan Membangun Masyarakat Berkelanjutan

Fotografer: Graciella Kusnanto, Fiona Angelina

Gatra Karya Akuntan Membangun Masyarakat Berkelanjutan

Oleh: Audie Ferrell

Sabtu (19/11/2022), sederetan narasumber hadir di Auditorium Gedung W Universitas Kristen (UK) Petra. Himpunan Mahasiswa Tax Accounting UK Petra (Himajaktra), bersama dengan Himpunan Mahasiswa Business Accounting UK Petra (Himatantra) dan Himpunan Mahasiswa International Business Accounting (IBAcc) UK Petra (Himasintra) mengadakan Seminar Nasional “Being an Accountant for a Sustainable Industry Colloquium” (BASIC) 2022. Mengangkat tema “Accountants as Society Transformers”, acara ini bertujuan mengajak peserta untuk menyadari peran penting akuntan dalam mewujudkan masyarakat berkelanjutan. Seluruh rangkaian acara dipandu oleh Saarce Elsye Hatane, S.E., MBA., CA., Ak., CMA. selaku moderator.

Pukul 09.28 WIB, Joshua Felix selaku master of ceremony (MC) membuka acara dengan doa. Setelah menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan Himne Petra, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Josua Tarigan, Ph.D., CMA, CSRA. selaku Dekan Fakultas School of Business and Management (SBM) UK Petra. Josua berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran peserta mengenai isu terbaru. Sesi pertama seminar menghadirkan Prof. Dr. Poltak Maruli John Liberty Hutagaol, S.E., Ak., M.Acc., M.Ec. (Hons). CA. selaku Direktur Perpajakan Internasional di Direktorat Jenderal Pajak (DJP). “Perpajakan memiliki peran sebagai shock absorber dalam menghadapi tantangan ekonomi,” tuturnya. Pria kelahiran Jakarta itu juga menekankan pentingnya peran peraturan perpajakan sebagai katalisator praktik bisnis yang bersifat sustainable.

Pembicara yang turut hadir untuk memaparkan materi selanjutnya adalah Elvia R. Shauki, Ph.D., M.B.A., CA., B.Acc. selaku anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) periode 2018-2022. “Perusahaan dengan arus kas yang baik namun dampak lingkungan yang buruk tidak akan menjadi sustainable,” tuturnya. Elvia berpendapat, perusahaan yang memiliki rekam jejak sustainability yang baik tentu lebih diminati investor dan konsumen. “Peribahasa “diam itu emas” tidak berlaku dalam masalah ini,” ujarnya. 

Poin ini juga disetujui oleh Maria R. Nindita Radyati, Ph.D., Dip.Cons., Dip. PM., Cert.IV IRM, yang hadir sebagai narasumber secara daring melalui media Zoom. Maria memperkenalkan konsep Corporate Social Responsibility (CSR), yakni tanggung jawab setiap instansi untuk berkontribusi memitigasi dampak aktivitasnya terhadap lingkungan sekitar. “CSR bukanlah tuntutan untuk beramal terhadap masyarakat, tetapi metode untuk operasional berkelanjutan yang mendatangkan prosperitas,” terangnya.

Setelah jeda singkat, rangkaian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Lyvinia Yovita selaku ketua acara. Kemudian, Josua kembali hadir untuk membahas isu masa depan profesi akuntansi. “Produk utama dari seorang akuntan adalah informasi. Digitalisasi bukanlah alasan habisnya profesi akuntansi, melainkan kegagalan bersaing dengan informasi dari profesi lain,” tuturnya. Menjelang penghujung acara, diadakan presentasi oleh Chief Financial Officer (CFO) L’Oréal Indonesia, yaitu Olivier Chauveau. Olivier menjabarkan pentingnya memandang sustainability sebagai keunggulan kompetitif dan menjelaskan inisiatif yang diambil perusahaannya untuk mencapai hal ini. Acara kemudian ditutup dengan penyerahan cendera mata dan doa bersama.

Dunia akuntansi tidak dapat dipisahkan dari isu internasional. Banyak pergolakan ekonomi yang diakibatkan isu sosial dan politik, seperti resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Lantas, profesi akuntan memiliki potensi besar mewujudkan masyarakat dan ekonomi yang lebih tangguh di muka adversitas. Namun, tuntutan untuk terus memperluas kompetensi tentunya tidak berhenti di Sobat GENTA yang tengah mempersiapkan diri menjadi akuntan. Menanggapi hal ini, apakah Sobat siap menjawab tantangan zaman?

About the author /