Reporter: Sharon Valerina
Closing LKMM-TM XXXIII: Orisinalitas Bangkitkan Kreativitas
Fotografer: Jeremia Oktaviano
Jumat (08/03/2024) menjadi hari dilaksanakannya penutupan dari acara Latihan Keterampilan Manajemen-Tingkat Menengah (LKMM-TM) XXXIII Petra Christian University (PCU). Acara yang bertempat di Gedung Q PCU ini dimulai pada pukul 13.15 WIB. Panitia membagi peserta ke dalam tiga ruangan. Kelompok 1, 4, 7, 10, 12, dan 15 menempati ruangan Q.403a. Kelompok 2, 5, 8, 11, 13, dan 16 menempati ruangan Q.402b. Kelompok 3, 6, 9, 14, 17, dan 18 menempati ruangan Q.405.
Pada masing-masing kelas, seluruh kelompok mempresentasikan hasil rencana pengembangan organisasi (RPO) dari berbagai Lembaga Kemahasiswaan (LK). Contohnya, kelompok 6 membuat RPO tentang Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), kelompok 9 mengambil Himpunan Mahasiswa Informatika Petra (HIMAINFRA), kelompok 17 menerangkan tentang Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Petra (HIMATITRA), kelompok 18 menjelaskan tentang Himpunan Mahasiswa Akuntansi Bisnis Petra (HIMATANTRA), dan masih banyak lagi. Presentasi mereka menjelaskan visi, misi, hasil analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT), serta strategi untuk mencapai tujuan mereka. Setiap kelompok pun diberikan umpan balik oleh pemandu yang ada di tiap kelas.
Para peserta kemudian diarahkan ke Amphitheater Q. Acara dilanjutkan oleh Kezia Ivana (Strategic Communication, 2022) dan Felicia Pianto (Tax Accounting, 2022) sebagai master of ceremony (MC). Raymond Arif T., S.Kom., selaku perwakilan dari pemandu yang hadir, juga tak lupa memberi kesan dan pesannya. “Harapannya kalian semua akan lanjut ke Pemira dan menjabat di lembaga kemahasiswa periode 2024/2025 ya,” ucap Raymond. Ia berharap ilmu yang sudah para peserta dapat di LKMM-TM ini dapat menjadi bekal untuk membuat program kerja (proker) bagi organisasi mereka nantinya. Raymond ingin agar proker yang ada nantinya tidak hanya sekedar menjiplak program yang lama. Bukan berarti prokernya harus baru setiap tahunnya. Yang penting adalah terlihatnya orisinalitas mereka sebagai pengurus yang baru. “Yang lama, yang bagus, yang memberi dampak ke universitas, ke organisasi kalian, boleh diteruskan. Tapi tentunya juga harus ada perkembangan,” kata Kepala Bagian Pembinaan & Pengembangan Kemahasiswaan itu. Proker baru tentu juga harus ada untuk melatih kekreatifan para pengurus.
Kegiatan lalu dilanjutkan oleh promosi Pemilu Raya (Pemira) oleh Azarya Sutan (Informatika, 2020), selaku ketua panitia Pemira. Tim Pemira merupakan tim khusus yang dibentuk oleh Kongres Mahasiswa. Tim ini bertugas mengurusi hal yang berkaitan dengan kegiatan pemilihan umum di lingkungan universitas. Azarya berharap para peserta LKMM-TM tergerak untuk melayani kembali di LK masing-masing. Pendaftaran Pemira dibuka mulai tanggal 12 Februari hingga 13 Maret 2024 nanti.
MC kemudian mengumumkan kelompok dengan Rancangan Pengembangan Organisasi (RPO) terbaik. Penghargaan tersebut kemudian jatuh kepada kelompok 4, 2, dan 6, ketiganya masing-masing mewakili kelas Q.403a, Q.402b, dan Q.405.
Kegiatan closing ini merupakan klimaks dari rangkaian acara LKMM-TM yang dibuka dengan Opening Ceremony pada Senin (19/02/2024). Selama enam hari, para peserta diberikan materi yang sangat berpengaruh pada masa depan mereka nantinya. Evie Santoso, S. I.Kom., M.Th., selaku Kepala Pusat Kepemimpinan Kristen PCU, menjelaskan bahwa PCU memiliki mandat untuk memperkenalkan sistem pemerintahan kepada mahasiswanya. Maka dari itu, terciptalah Lembaga Kemahasiswaan Keluarga Besar Mahasiswa (LK-KBM). Setiap LK yang ada di lingkungan universitas ada untuk membantu mahasiswa menjadi lebih familiar dengan bagaimana pemerintahan bekerja.
Para peserta juga dijelaskan perbedaan visi, misi, dan nilai. Visi merupakan rangkaian kata yang memuat impian, cita-cita, niat masa depan, serta tujuan. Di sisi lain, misi adalah jawaban untuk mewujudkan harapan kita. Lalu, nilai adalah keyakinan dasar sebuah organisasi. Maka dari itu, penting agar visi, misi, dan nilai LK-KBM sejalan dengan PCU. Sebagaimana visi, misi, dan nilai dari organisasi masyarakat harus sejalan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia agar menghindari perpecahan.