Edukasi Dunia Konstruksi, Modal ‘tuk Berkontribusi

Fotografer: Calista Marvella

Edukasi Dunia Konstruksi, Modal ‘tuk Berkontribusi

Oleh: Marcelino Albertus

Kota besar identik dengan banyaknya gedung pencakar langit. Di balik kemegahan itu, terdapat profesi arsitek dan ahli konstruksi yang memperhatikan dampak pembangunan terhadap kesehatan dan kenyamanan kota. Menyoroti isu tersebut, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Kristen (UK) Petra mengadakan Gebyar Karya Arsitektur dan Teknik Sipil se-Surabaya. Acara ini diadakan untuk merayakan hari jadi Kota Surabaya ke-729.

Prof. Lilianny Sigit Arifin, Ir., M.Sc., Ph.D. selaku ketua acara menyatakan tekadnya untuk berkontribusi terhadap pembangunan Kota Surabaya. Mengangkat tema “Learning to Care and Caring to Learn: for Healthy City, Better Life”, ia menjelaskan, “Lewat tema ini, kami ingin anak muda lebih peduli dengan kotanya. Selain itu, mereka juga mau terus belajar untuk menciptakan kehidupan kota yang sehat dan nyaman.” Seluruh rangkaian acara Gebyar Karya digelar di Atrium HomePro Pakuwon Mall, Surabaya.

Opening diadakan pada Selasa (31/05/2022). Kegiatan ini terdiri dari pameran karya, talk show, dan lomba. Pameran sendiri berisi poster yang menampilkan proyek unik karya konsultan arsitektur, kontraktor, maupun developer se-Surabaya. Selain itu, maket karya mahasiswa Program Studi (Prodi) Arsitektur dan Teknik Sipil UK Petra turut ditampilkan. Di lokasi pameran, berdiri pula stan-stan promosi dari sponsor acara. Sementara itu, talk show yang diadakan membahas tema unik berkaitan dengan arsitektur dan teknik sipil. Terakhir, lomba bagi siswa SMP dan SMA bertema “Build Your Own Building” menjadi penutup keseluruhan acara pada Minggu (12/06/2022).

Pada Jumat (10/06/2022), diadakan talk show bertajuk “Arsitektur dan Film”. Pukul 17.00 WIB, Angela Christysonia Tampubolon, S.T., M.T. selaku master of ceremony (MC) menyambut hadirin yang datang. Kemudian, ia memperkenalkan Christina Putri Larasati, S. Ars. sebagai pembicara. Christina merupakan arsitek lulusan Prodi Arsitektur UK Petra dan sedang menjalani pendidikan magister di Prodi yang sama. Selain berprofesi sebagai arsitek, ia memiliki minat dalam bidang fotografi dan film.

Christina menjelaskan hubungan erat antara film dan arsitektur. “Keduanya memiliki kesamaan dalam tiga poin, yaitu space, time, dan people,” ungkapnya. Dalam film, space merujuk pada tempat di mana sebuah peristiwa terjadi. Kemudian, tokoh atau people yang terlibat dalam cerita bergerak di dalam space secara kronologis menurut aturan waktu. Peletakan unsur space, time, dan people memengaruhi pengalaman yang didapatkan penonton. Saat kamera bergerak secara perlahan di sudut tertentu, lalu datang orang banyak berlarian tunggang-langgang, penonton akan segera menyadari kekacauan sedang terjadi. 

Selain itu, dalam film, bentuk interaksi antara tokoh dapat dimainkan. Jika seorang tokoh berdiri pada posisi lebih tinggi dari tokoh lain, akan menimbulkan kesan kekuasaan. Hal serupa dapat terjadi ketika tokoh sedang berhadapan dengan sebuah bangunan. Saat tokoh mendongak ke atas gedung pencakar langit yang retak, akan timbul pengalaman menegangkan bagi penonton. Talk show pun kemudian ditutup dengan penyerahan suvenir kepada pembicara.

Tolok ukur kemajuan suatu daerah sering kali dilihat dari infrastrukturnya. Namun, masih banyak konstruksi bangunan yang kurang memperhatikan dampak lingkungan sekitar. Sebagai pengemban tugas pembangunan di masa depan, penting bagi generasi muda untuk membuka mata dan mau belajar. Yuk, sumbangkan kepedulian kita terhadap kota tercinta!

About the author /