Efikasi Diri Sebagai Penyembuh Letihnya Hati

Fotografer: Jeremia Oktaviano

Efikasi Diri Sebagai Penyembuh Letihnya Hati

Oleh: Audie Ferrell

Dunia anak muda yang penuh dengan kesibukan dan tuntutan seringkali berujung pada terjadinya burnout. Fenomena kelelahan fisik dan mental akut ini memiliki banyak dampak buruk, seperti rendahnya produktivitas dan terjadinya penurunan kesehatan mental. Menghadapi hal ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Petra Christian University (PCU) mengadakan talk show berjudul “Hiraeth” pada Rabu (26/04/2023). Melalui tema “Longing for Blooming”, peserta diharapkan dapat mengenali berbagai faktor penyebab burnout serta taktik menghadapinya. Rangkaian acara diadakan di Amphitheatre Gedung Q PCU.

Pukul 17.00 WIB, Michael Louis Fernando dan Preysella Anggreani Parinding Gala selaku master of ceremonies (MC) membuka acara dengan doa. Kemudian, Tiffany Liman selaku ketua acara menyampaikan kata sambutan. Tiffany berharap, materi yang diangkat hari ini dapat bermanfaat bagi peserta yang ingin pulih dari burnout. Tak lupa, Monica Subijanto selaku Ketua BEM PCU periode 2022/2023 juga turut hadir untuk menyambut peserta acara. Ia berharap, acara ini dapat berkontribusi mewujudkan visi BEM PCU periode ini. “Jadilah versi terbaik dari diri kalian masing-masing,” pesan Monica.

Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan sesi talk show yang menghadirkan Pratiwi Anjarsari, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku narasumber. Ia mengawali penjelasannya dengan memaparkan tiga tahap respons stres menurut Hans Selye, yakni tahap penandaan, perlawanan, dan kelelahan. Tahap kelelahan atau burnout tersebut dapat dikenali melalui gejala psikologis, perilaku maupun fisik. Adapun bentuk gejala tersebut beragam, seperti hilangnya motivasi, mudah marah dan buruknya penilaian resiko, serta kelelahan yang tak kunjung usai. Menurut Pratiwi, efikasi diri, atau kepercayaan diri seorang individu akan kemampuannya untuk meraih suatu tujuan dapat menjadi bahan bakar untuk bangkit dari keterpurukan ini. Ia menerangkan empat sumber efikasi diri menurut psikolog Albert Bandura, yakni adanya pengalaman masa lampau yang bisa dijadikan pijakan, sosok idola yang bisa diteladani, dukungan moral dari lingkungan sekitar, dan kesehatan mental yang memadai.

Pada kesempatan ini, Pratiwi juga ditemani Yotari Kezia, seorang penyanyi dan alumni Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi PCU angkatan 2016 yang turut hadir untuk membagikan perspektifnya sebagai profesional muda. Yotari menceritakan pengalamannya menjalani perkuliahan sambil bekerja. Keduanya kemudian membahas konsep hidup ikigai. Menurut filosofi ikigai, hidup yang seimbang, bermanfaat, dan bermakna dapat dicapai dengan mencari titik temu antara empat hal, yakni kegemaran, kemampuan, vokasi, dan kebutuhan lingkungan sekitar. Menurut Yotari, salah satu cara untuk menguji keraguan mengenai keempat hal ini adalah melalui praktek. “Misalnya, melalui kompetisi musik, saya menjadi yakin menyanyi adalah sesuatu yang ingin saya kejar secara serius,” ujarnya. Rangkaian acara talk show kemudian ditutup dengan sesi tanya-jawab. Terakhir, Pratiwi juga mengumumkan sesi tes lebih lanjut mengenai burnout oleh Pusat Konseling dan Pengembangan Pribadi (PKPP) PCU bagi sebagian peserta yang terpilih.

Kepenatan adalah reaksi alami tubuh yang merindukan rehat. Proses pemulihan dari burnout pun pastinya melewati berbagai proses. Mulai dari mengenal batasan diri, hingga menumbuhkan rasa percaya akan kemampuan Sobat GENTA untuk bangkit kembali. Selain itu, menjaga kebugaran mental juga penting dalam mencegah burnout. Salah satu cara mencapai hal ini adalah dengan mengembangkan pola hidup yang berimbang dan penuh makna bagi Sobat. Yuk, aktif menyadari dan merawat kesehatan mental!

About the author /