Teguhkan Hati, Kebudayaan Lokal Harga Mati

Fotografer: Vanessa Nelwan

Teguhkan Hati, Kebudayaan Lokal Harga Mati

Oleh: Winston Sujayaputera

Kebudayaan lokal sering kali dipandang sebagai harga dan jati diri sebuah negara. Namun akibat derasnya arus globalisasi, pandangan ini kian memudar dan mulai tergantikan dengan budaya luar. Dalam upaya melestarikan kembali kebudayaan Surabaya, mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra, Universitas Surabaya (Ubaya), Universitas Ciputra (UC), dan Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) berkolaborasi mengadakan rangkaian acara Surabaya Epik (Sepik) 2022. Rangkaian acara Sepik sendiri terdiri atas kegiatan Sayembara, Social Media Movement, Zoom Bareng Sepik (Zoopik), penggalangan dana, festival budaya, dan closing ceremony

Mengusung tema besar “Gelora Arek SEPIK kanggo Aksi Apik”, seluruh panitia berharap rangkaian acara Sepik mampu membakar semangat dan antusiasme arek-arek Surabaya dalam bidang kebudayaan. Setelah melangsungkan berbagai acara selama kurang lebih tiga bulan, rangkaian acara Sepik 2022 akhirnya tiba pada penghujungnya. Closing ceremony dilaksanakan pada Sabtu (12/03/2022) secara daring melalui kanal Youtube Surabaya Epik dan media Zoom.

Acara dibuka pada pukul 17.15 WIB dengan salam pembuka lima agama oleh Everson Sugianto dan Nicole Jolie selaku master of ceremonies (MC). Selanjutnya, Rico Stevanus selaku Ketua Sepik 2022 mengapresiasi seluruh pihak yang turut serta menyukseskan acara ini. Ia berharap, Sepik dapat menjadi pelopor kecintaan masyarakat Surabaya terhadap kebudayaannya. Acara dilanjutkan dengan kata sambutan dari keempat rektor masing-masing universitas, mulai dari Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng. selaku Rektor UK Petra. Lalu diikuti oleh Dr. Ir. Benny Lianto, MMBAT. selaku Rektor Ubaya yang dilanjutkan oleh Rektor UC, Ir. Yohannes Somawiharja, M.Sc.. Terakhir, Drs. Kuncoro Foe, G.Dip.Sc., Ph.D., Apt. selaku Rektor UKWM turut memberikan kata sambutannya.

Selaras dengan isu yang diangkat terkait kebudayaan, Sepik mengundang Agus Hadi Sudjiwo atau kerap dikenal sebagai Sudjiwo Tejo selaku budayawan. Tak lupa, Wiwiek Widayanti selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (DKKORP) Kota Surabaya juga turut hadir mewakili Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, S.T., M.T. sebagai narasumber talk show. Melihat ketertarikan masyarakat sekarang yang lebih condong ke budaya luar, baik Sudjiwo maupun Wiwiek turut prihatin dengan kondisi tersebut. Pasalnya, kebudayaan Surabaya sungguh beragam dan banyak pihak yang telah berupaya melakukan modernisasi agar mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Wiwiek mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara generasi milenial bersama dengan senior bidang kebudayaan. Kolaborasi ini perlu diadakan terkait penyaluran informasi melalui teknologi baru.

Menanggapi rasa kecintaan generasi milenial terhadap kebudayaan yang cukup rendah, Sudjiwo mengharapkan adanya peran orang tua yang turut mengajarkan kebudayaan kepada anaknya. Sebelum mengakhiri sesi talk show, Wiwiek dan Sudjiwo memberikan sedikit tips bagi generasi milenial dalam menjalani hidup. Mereka berpesan, “Selagi kalian masih muda, temukanlah dan tekunilah bidang yang benar-benar kalian gemari. Karena dengan adanya kecintaan, semua pasti ada jalannya sendiri.” Menjelang penghujung acara, MC mengumumkan pemenang dari salah satu rangkaian acara Sepik, yaitu Sayembara Sepik 2022. Selanjutnya, Gangga Kusuma selaku penyair dari lagu “Blue Jeans hadir sebagai pengisi acara pada puncak closing ceremony Sepik 2022.

Tak terhitung banyaknya jiwa yang terenggut demi kemerdekaan Kota Surabaya. Semuanya berusaha mempertahankan kebudayaan Surabaya dari noda bangsa asing. Hal ini sejalan dengan kepedulian terhadap kebudayaan yang telah dianggap sebagai harga mati. Nah Sobat GENTA, mari kita bersama-sama melestarikan kebudayaan Surabaya, jati diri kota tercinta.

About the author /