Ciptakan Keunikan ‘tuk Sambut Dunia Virtual

Fotografer: Calista Marvella

Ciptakan Keunikan ‘tuk Sambut Dunia Virtual

Oleh: Madya Wahyu

Dari waktu ke waktu, semua orang pasti membutuhkan kelegaan dari tuntutan hidup yang datang terus-menerus. Salah satunya, kehadiran seni dapat menjadi pengalih perhatian yang indah. Sejalan dengan itu, Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual, International Program in Digital Media, Desain Fashion dan Tekstil Universitas Kristen (UK) Petra (Himavistra) kembali mengadakan Prime Time 2022 yang dimulai pada Sabtu (26/02/2022). Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui media Zoom hingga Minggu (06/03/2022). Prime Time merupakan wadah bagi pencinta seni dan desain untuk saling bertukar pikiran, menjalin relasi, dan berkolaborasi. Tema dari Prime Time tahun ini adalah “Art in Wonderland”. Wonderland sendiri menggambarkan dunia yang penuh kebahagiaan dan keindahan. Harapannya, acara ini dapat menjadi tempat “pelarian” bagi pencinta seni dan desain dari kejenuhan mereka.

Prime Time terdiri atas beberapa rangkaian acara, seperti demo komunitas, sharing oleh beberapa himpunan mahasiswa universitas lain, workshop, dan talk show. Talk show dari Komunitas Ilustrator Tinta Ajaib (KITA) Indonesia dengan tema “Ilustrator Menyambut Era Baru” menjadi penutup rangkaian acara Prime Time 2022. Tepat pukul 10.45 WIB, Maximillian Serafino sebagai master of ceremony (MC) mengawali acara dengan doa pembuka. Selaku perwakilan, Riska dan Maria Magdalena memperkenalkan Komunitas KITA Indonesia kepada peserta. Komunitas ini masih tergolong baru sejak berdiri pada 27 Agustus 2021. Meskipun begitu, anggotanya sudah lama berkecimpung di industri ilustrasi.

Maria kemudian mendefinisikan dunia metaverse di mata ilustrator. Dalam pandangannya, metaverse adalah dunia komunitas virtual tanpa akhir yang saling terhubung. Metaverse merupakan tempat bagi seseorang untuk membuat dan menjelajahi ruang virtual dengan pengguna internet lainnya yang tidak berada pada ruang fisik yang sama. Luasnya dunia metaverse membuat Maria berpesan kepada peserta, “Kembangkan kemampuan serta perluas pandangan dan pemikiran kalian karena banyak kesempatan yang akan datang menghampiri!”

Selanjutnya, Riska menjelaskan tentang Non-Fungible Token (NFT) yang menjadi fenomena abad ini dalam dunia digital. NFT bekerja dengan memverifikasi aset digital menjadi sebuah token unik untuk diperjualbelikan di ekosistem blockchain. Blockchain adalah ekosistem crypto yang memverifikasi aset dan mencatat transaksi. Menurut Riska, mengunggah karya di marketplace NFT dapat menghasilkan keuntungan tersendiri bagi seniman. Tidak hanya menghasilkan rupiah atau royalti, NFT juga memberikan hak intelektual yang tercatat secara permanen. Riska memberikan tips untuk mulai berkecimpung dalam dunia NFT, yaitu menyiapkan aset, menciptakan keunikan diri, dan menentukan pasar yang sesuai dengan karya. Selain itu, seniman perlu memperluas relasi, bukan hanya menaruh fokus pada keuntungan material semata. Ia juga menjelaskan, tidak ada acuan khusus dalam menentukan harga suatu karya. “Tidak ada standar khusus, yang terpenting jangan meng-undervalue upaya yang telah dilakukan,” tambah Riska.

Metaverse dipercaya bisa menjadi sebuah langkah awal untuk mewujudkan dunia digital yang lebih komprehensif dan inklusif. NFT juga membuka peluang yang luas bagi seniman untuk dapat menginvestasikan karyanya. Namun, tentu akan banyak kompetitor yang menghampiri Sobat. Oleh karenanya, ciptakan keunikan dan jangan berhenti untuk mengeksplorasi hal-hal baru ya, Sobat GENTA!

About the author /