Petra-Ponik: Inovasi Produksi Pangan Berkelanjutan

Reporter: Audie Ferrell

Petra-Ponik: Inovasi Produksi Pangan Berkelanjutan

Fotografer: Audie Ferrell

Di bawah bayang-bayang Gedung E, di sisi utara Kompleks Kampus Pusat Petra Christian University (PCU), ada susunan nampan beraroma masam dan tangki bergelembung yang dikitari tanaman rindang dan tumpukan mebel usang. Selama beberapa bulan terakhir, sekelompok mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) bersama dengan staf dari Unit Pelayanan dan Pemeliharaan Kampus (UPPK) Petra tengah merintis usaha produksi pangan berbasis akuaponik yang diberi tajuk Petra-Ponik.

Usaha Petra-Ponik ini terdiri dari tiga bagian. Pertama, ada budidaya larva spesies Black Soldier Fly (BSF) yang dibesarkan dengan mendaur ulang limbah organik sebagai pakan larva. Di Petra-Ponik, pakan larva yang digunakan berasal dari limbah makanan dan sampah organik dari sekitar lingkungan kampus PCU. Selain ramah lingkungan, daur ulang limbah ini juga menghasilkan larva yang bebas dari bahan kimia yang umum ditemukan pada pakan olahan, sehingga larva layak digunakan sebagai pakan budidaya ikan. Larva yang mencapai usia dewasa kemudian dipisahkan dari medium daur ulang dan diolah menjadi pakan untuk budidaya ikan.

Ada dua jenis tangki ikan di belakang Gedung E. Ada tangki tinggi dengan bubbler yang digunakan untuk budidaya ikan nila, dan tangki pendek yang merangkap sebagai sarana budidaya ikan lele dan medium budidaya akuaponik. Dalam sistem budidaya akuaponik, tumbuhan sayuran mengonsumsi limbah yang diproduksi ikan sebagai sumber nutrisi. Sistem ini terbilang unggul karena memanfaatkan sinergi alami antara budidaya ikan yang menghasilkan limbah air penuh nitrogen dengan budidaya tanaman yang haus nitrogen, sehingga jumlah air limbah yang terbuang ke lingkungan sekitar minim.

Petra-Ponik sendiri merupakan salah satu program hasil binaan Beasiswa XP Young Leaders Awards (XP-YLA) periode 2023/2024. Program beasiswa ini adalah buah gagasan Dr. Ir. Sindu Prawira, M.B.A., M.Min. yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) Petra. Selain dukungan dana pendidikan, penerima beasiswa juga diberikan modal dan bimbingan untuk mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan masyarakat melalui kewirausahaan berbasis asas sosial dan Kristianitas, atau yang juga disebut Christian sociopreneurship.

Susunan tim Petra-Ponik terdiri dari enam mahasiswa penerima beasiswa XP-YLA dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PG-SD) dan Prodi Pendidikan Guru Anak – Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD), yakni Riani Larosa (PG-SD, 2022), Maros Marlin Lodo (PG-SD, 2022), Neci Larichi Hudi Limu (PG-PAUD, 2021), Grace Arta Wijayanti Gea (PG-PAUD, 2021), dan Levireginaros Minipko (PG-SD, 2021). Mereka berkolaborasi dengan Nurwayan, staf UPPK yang merancang almari untuk budidaya larva BSF. Menurut tim, salah satu tantangan dalam membesarkan maggot [larva] adalah menjaga kondisi kelembapan dan suhu yang tepat. Selain lebih ringkas daripada nampan satu tingkat yang umum digunakan, almari rancangan bapak yang akrab disapa Wayan tersebut menjadi salah satu solusi regulasi kondisi udara selama inkubasi larva.

Kamis (14/03/2024), Tim Petra-Ponik melaporkan hasil temuan dan rencana usaha mereka kepada Sindu selaku donatur dan juga jajaran pimpinan universitas di Restoran Rekarasa, Gedung EH, Kompleks Kampus Pusat PCU. Hadir mendampingi donatur untuk mengawasi perkembangan usaha adalah Ir. Hary Sudjoko Listijo selalu Ketua Pengurus YPTK Petra, Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng. selaku Rektor PCU, Dr. Rudy Setiawan, S.T., M.T. selaku Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan, Dr. Magdalena Pranata Santoso, S.Th., M.Si. selaku Dekan FKIP, dan Hanjaya Siaputra, S.E., M.A. selaku Head of Fundrasing, Office of Institutional Advancement (OIA) PCU. Selain mempresentasikan keunggulan usaha dan proyeksi kalkulasi laba selaku ketua tim, Riani juga menyampaikan visinya untuk membentuk komunitas pengelola limbah organik yang mampu menghasilkan berbagai produk pangan berkualitas. Selepas presentasi, jajaran pimpinan universitas pun langsung melakukan survei ke fasilitas budidaya di belakang Gedung E.

About the author /