Opening dan Briefing Pemilu Raya 2018: “Hidup Mahasiswa!”

Opening dan Briefing Pemilu Raya 2018: “Hidup Mahasiswa!”

Oleh: Natania Wahyuni Tanihardjo

“Kampus bukanlah tempat bersembunyi paling nyaman dari masalah kehidupan. Hidup mahasiswa!”

Siang itu, Senin (19/02/2018), kalimat  diatas diteriakkan berulang kali di Atrium gedung Radius Prawiro oleh Christine Sutanto dan Stanislaus Oscar. Mereka berdua adalah perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Rumpun Padi yang memberikan penampilan aksi dan pembacaan “Sajak Seonggok Jagung” karya WS Rendra di “Opening Pemilu Raya 2018″.

Semarak opening di tengah Kolam Jodoh ini agaknya menunjukkan eksistensi Pemilu Raya yang hingga kemarin masih tabu diketahui mahasiswa, bahkan yang sudah dalam semester-semester akhir. Pemilu Raya adalah kegiatan pemilihan ketua HIMA dan BEM, anggota BEM dan MPM oleh mahasiswa UK Petra.

“Khas mahasiswa”. Mungkin itu yang dapat menggambarkan suasana Kolam Jodoh, ketika Christine dan Oscar berkeliling dan bernarasi di sela-sela kerumunan. Kalimat-kalimatnya menggelitik para mahasiswa yang hanya status, sekaligus mencipta bayang rasa menjadi mahasiswa zaman rezim Soeharto.

Berkaca pada perkuliahan masa kini, menjadi aktivis mungkin sudah tidak se-menantang atau se-mau mati dulu. Awareness mengenai leadership yang selama ini digembar-gemborkan saat “Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa” mungkin juga hanya jadi wacana. Kalau dilihat lagi, acara-acara besar yang cukup jadi publikasi UK Petra, apakah sudah menjawab kebutuhan? Entah untuk civitas maupun masyarakat sekitar. Mungkin perlu kita pikir lagi, siapa yang butuh siapa? Pertanyaan “Sebenarnya siapa yang membutuhkan?” harus benar dikaji.

Nampaknya juga belum banyak yang tahu esensi dari Lembaga Kemahasiswaan (LK), selain menjadi suruhan universitas. Kejadian seperti calon tunggal yang hanya menunggu peresmian saat Pemilu Raya tahun-tahun sebelumnya, harusnya bisa menyindir ratusan atau bahkan ribuan mahasiswa yang adem ayem. Namun ketika hal aneh ini berlangsung berulang kali, sudah cukup memastikan bahwa hati mahasiswa sedang bebal. Jiwa untuk ikhlas melayani tergolong masih kurang, apalagi bila ada maksud tertentu dibalik aksi.

Dengan semua kenyataan diatas, tim Pemilu Raya kali ini membawakan tema menarik, “Membawa Integritas ke Luar Batas”. Tema ini diambil dari keprihatinan atas banyaknya diri yang masih memendam suara. Hal yang terpendam tidak akan memberi pengaruh apapun keluar. Padahal kelayakan seorang manusia dinilai dari integritas, bukan dari uang sang bapak atau popularitas.

Welcome Grateful Generation (WGG) atau yang umumnya di sebut ospeknya UK Petra, merupakan contoh dari bentuk integritas yang telah dibawa keluar batas. Siapa yang menyangka bahwa acara paling besar di UK Petra ini ternyata dulunya dicetuskan mahasiswa?

“Welcome Grateful Generation (WGG) atau yang umumnya di sebut ospeknya UK Petra, merupakan contoh dari bentuk integritas yang telah dibawa keluar batas. Siapa yang menyangka bahwa acara paling besar di UK Petra ini ternyata dulunya dicetuskan mahasiswa?” ujar Abdiel Daud Yonathan, S.E., ketua BEM pertama UK Petra saat briefing Pemilu Raya di AVT 502 di hari yang sama dengan opening. Kalau pada masanya mahasiswa bisa memberi efek yang begitu besar, mengapa kita tidak?

“Sudah banyak kita melihat anak muda yang menjadi teladan. Mungkin kali ini waktunya memulai dari diri sendiri,” kata Natalia Mandiriani, ketua panitia Pemilu Raya 2018 yang telah diberi amanat oleh Kongres mahasiswa. “Kesempatan besar telah lama menunggu, namun pesta mahasiswa ini seringkali masih disia-siakan.” Mengapa disebut pesta mahasiswa?

Kalau pada masanya mahasiswa bisa memberi efek yang begitu besar, mengapa kita tidak? Kesempatan besar telah lama menunggu, namun pesta mahasiswa ini seringkali masih disia-siakan. Mengapa saya sebut pesta mahasiswa?

Karena semua mahasiswa UK Petra bisa berpartisipasi dalam Pemilu Raya. Ada dua cara dalam berpartisipasi:

  1. Sebagai peserta pasif (calon ketua HIMA dan BEM, serta BPMF, MPM, beserta jajaran lainnya)
  2. Sebagai mahasiswa yang mengawal calon-calon pemimpin LK. (Langkah ini untuk teman-teman yang belum dan tidak bisa berpartisipasi menjadi peserta pasif).
  3. Tanggal pendaftaran sebagai peserta pasif: Kamis, 1 Maret 2018.

Tunggu apalagi? Calonkan dirimu menjadi kandidat ketua LK!

Kalau belum saatnya, jangan lupa memilih ya!

Jangan sia-siakan hakmu, mari berpesta, hidup mahasiswa!


Pemilu Raya UK Petra 2018

“Membawa Integritas Keluar Batas”

Official Line Account : @uiq4572j

Instagram Account: jiwamuda.id

 

About the author /


Post your comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *