Fotografer: Sherlynn Yuwono
Menilik Realita yang Tak Sehijau Kata-kata
Oleh: Catherine Ivana
Kesehatan lingkungan merupakan hal fundamental yang berhubungan erat dengan kualitas hidup masyarakat. Lantas, fenomena sampah plastik yang kian merebak perlu dituntaskan sedari dini dengan partisipasi berbagai pihak. Menilik hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen (UK) Petra (Himavistra) mengadakan acara bertajuk “The Art of Reusable Things (TART)” pada Sabtu (28/05/2022). Mengangkat tema lingkungan dan sampah plastik, acara ini diharapkan dapat menjadi solusi terhadap maraknya permasalahan sampah plastik yang tidak kunjung usai. Acara diselenggarakan secara daring melalui media Zoom.
Acara dibuka dengan doa oleh Justin Andrew dan Christabel Amanda selaku master of ceremonies (MC). Setelah itu, Livia Kondana selaku ketua acara berharap, peserta dapat menyadari dan memahami cara mengurangi, menggunakan ulang, serta mengolah kembali sampah plastik. Tidak hanya itu, Livia mengajak seluruh peserta untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Selanjutnya, Wilfred Marvel Zoe Thedrick selaku Ketua Himavistra periode 2021/2022 turut menyampaikan kata sambutan. Wilfred pun berharap, acara ini dapat berperan sebagai wadah bagi peserta untuk memperoleh wawasan baru terkait penerapan sampah dengan konsep reuse, reduce, dan recycle (3R). Yusuf Hendra Yulianto, S.Sn, M.A. selaku Dosen Program Studi DKV UK Petra menjelaskan, kita sebagai pelaku industri harus mampu menangani isu sampah plastik dengan pendekatan yang kreatif dan inovatif.
Dalam kesempatan ini, Kezia Gracella selaku moderator memimpin sesi talk show. Sesi ini menghadirkan Alfar Dwi selaku pembicara. Alfar sendiri merupakan perwakilan dari usaha sosial bertajuk Rappo yang menawarkan produk daur ulang sampah kantong plastik oleh ibu rumah tangga. Alfar mengungkapkan, melimpahnya sampah plastik yang menumpuk disebabkan oleh komponennya yang sulit terurai. Meskipun telah terurai, sampah plastik bertransformasi menjadi komponen mikroplastik yang mampu merusak lingkungan. Terlebih lagi, minimnya wawasan masyarakat terkait isu ini dapat berujung pada pencemaran udara serta ekosistem laut. Pencemaran inilah yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Perwakilan Rappo ini menjelaskan, solusi dari segala permasalahan ini dapat dilakukan dengan konsep 3R. Konsep ini diimplementasikan dengan mengurangi penggunaan barang berbahan plastik, menggunakan kembali sampah plastik untuk kepentingan lainnya, dan melakukan daur ulang agar sampah plastik memiliki nilai ekonomis. Kendati demikian, hal yang harus dijadikan sebagai prioritas adalah mengurangi serta mencegah penggunaan plastik guna melestarikan lingkungan hidup. “Lingkungan memengaruhi cara berpikir dan produktivitas seseorang,” tegas Alfar.
Acara kemudian dilanjutkan dengan workshop pembuatan tote bag dari kantong plastik. Kegiatan workshop yang satu ini dipandu oleh Fitria Winarsih selaku mentor. Pembuatan tote bag hanya membutuhkan alat dan bahan yang mudah ditemukan, yakni jarum, benang, gunting, dan kantong plastik. Fitria kemudian memimpin sesi ini dengan praktik yang diikuti oleh peserta secara langsung. Memasuki penghujung acara, MC mengumumkan pemenang lomba karya tote bag yang sebelumnya telah dibuat peserta selama sesi workshop berlangsung. Acara kemudian ditutup dengan foto bersama dan doa.
Sampah plastik merupakan salah satu penyumbang masalah utama dalam konteks pencemaran lingkungan. Jenis sampah yang satu ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai sempurna. Oleh karena itu, Sobat GENTA harus memberikan sentuhan kreativitas dalam mendaur ulang sampah plastik. Nah, apakah Sobat siap untuk mengubah sampah plastik menjadi produk yang bernilai?