Pesan Tersirat di Balik Curahan Ekspresi

Fotografer: Sherlyn Yuwono

Pesan Tersirat di Balik Curahan Ekspresi

Oleh: Winston Sujayaputera

Seiring dengan perkembangan zaman, budaya penuangan ekspresi melalui mural kian ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya, generasi milenial lebih memilih metode digital sebagai media untuk berkarya dan mengekspresikan diri. Menanggapi situasi tersebut, pihak Kota Kami mengajak Universitas Kristen (UK) Petra untuk berkolaborasi dan melahirkan kembali seniman spesialis mural. Melalui Murakami 2022, pihak terkait mengajak masyarakat dari berbagai kalangan untuk berlomba menuangkan ekspresi mereka pada tembok di sekitar Kota Kami. Acara ini mengundang Rachmad Priyandoko, S.Sn., Anang Tri Wahyudi, S.Sn., M.Sn., dan Giovanny Fransisca, S.Ikom. sebagai juri untuk menilai karya dari setiap muralis. 

Setelah melaksanakan berbagai rangkaian acara, akhirnya Murakami 2022 mencapai puncaknya pada Minggu (29/05/2022). Acara ini diadakan langsung di Kota Kami, Jln. Mayjend Sungkono No. 151, Surabaya. Mitchello dan Gwyneth Charlize selaku master of ceremonies (MC) membuka acara sekitar pukul 14.40 WIB. Selanjutnya, Giovanni yang sekaligus merupakan perwakilan direksi Kota Kami mengapresiasi kerja keras peserta yang telah menyelesaikan mural sesuai deadline terlepas dari panasnya terik matahari.

Acara dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Averina Phoebe selaku ketua acara. Mengangkat tema “Express Yourself”, Averina menganggap seni berbasis mural sebagai sebuah saluran ekspresi yang abadi karena akan terus dikenang. Ia berharap, ke depannya masyarakat dapat menyambut dengan hangat metode pengekspresian diri melalui lukisan pada dinding. Averina berpesan, “Jangan pernah minder untuk terus berkarya karena omongan orang lain. Justru jadikan pendapat tersebut sebagai tangga pijakan untuk kesuksesan kita ke depannya.” Dalam rangka meramaikan suasana, band Clap Talent hadir sebagai pengisi acara untuk memberikan pertunjukan spesial kepada seluruh peserta.

Tidak hanya sampai di sana saja, acara ini mendatangkan seorang guest star. Semua berawal dari keinginan Averina agar peserta tidak serta-merta adu kemampuan saja, tetapi juga menerima edukasi yang baru. Melihat momentum tersebut, panitia mengadakan sesi live mural yang dikerjakan langsung oleh ahlinya, yaitu Ian atau yang lebih akrab dikenal sebagai Iendlovebadillust di Instagram. Ian turut meninggalkan jejaknya di Kota Kami dengan karyanya yang menggambarkan wajah dari pemilik Kota kami beserta dengan sejumlah hobinya.

Acara ditutup dengan pengumuman tiga hasil mural terbaik pada lomba Murakami 2022. Salah satunya jatuh kepada Subki atau yang lebih dikenal sebagai Subki Mural Art yang meraih predikat juara pertama dengan karya berjudul “Berpacu Dalam Waktu”. Melalui judul tersebut, Subki ingin membangkitkan kembali semangat masyarakat yang hilang dikarenakan maraknya pandemi Covid-19. Terlepas dari pesatnya perkembangan teknologi, Subki bersikeras untuk tetap mengekspresikan dirinya lewat mural ketimbang secara digital. Subki memaparkan pendapatnya, “Di balik setiap mural karya muralis, pasti ada pesan tersirat yang mampu menjangkau seluruh kalangan.” Berkaitan dengan kemenangannya, Subki kembali menyemangati masyarakat untuk jangan takut mengejar mimpi mereka karena yang ia raih saat ini adalah hasil keringatnya sendiri.

Dalam menyusun sebuah cerita, pastinya ada pesan tersembunyi yang ingin disampaikan. Sama halnya dengan sebuah mural, terdapat sebuah pesan moral tersendiri yang ingin diangkat dan dicerna oleh masyarakat. Nah Sobat GENTA, sering kali kita bersikap acuh terhadap mural-mural di sekitar kita. Nyatanya, setiap mural mengandung segudang ekspresi dan pemikiran dari sang muralis. Yuk, mari kita mencoba untuk memahami pesan-pesan di balik mural dan menerapkannya dalam kehidupan kita!

About the author /