Industri Kreatif, Industri yang Dekat di Hati

By: Ignacia Ardelia P.

Universitas Kristen Petra (UK Petra) masih dalam rangkaian seminar Petra Research
Week 2015. Pada hari kedua, 22 September 2015 diselenggarakan seminar dengan topik
“Mengangkat Local Content dalam Pengembangan Industri Kreatif: Peluang dan Tantangannya”.
Siapakah speaker kali ini? Bagaikan hadiah untuk dies natalis yang ke-54 (yang kebetulan
dirayakan di hari yang sama) UK Petra kedatangan Ir. Tri Rismaharini, M.T dan Drs.
Kresnayana Yahya M.Sc. selaku pembicara.

Sudah bisa dibayangkan respon seluruh civitas UK Petra menyambut kehadiran dua
pembicara ini. Banyak mahasiswa yang berkumpul di depan student lounge dengan handphone
yang siap di genggaman tangan untuk mengambil gambar saat-saat Ibu Risma datang. Begitu Ibu
Risma datang, beliau langsung disambut oleh seluruh petinggi UK Petra, mulai dari Wakil
Rektor bidang Kemahasiswaan, Ir. Frederik Jones Syaranamual, M. Eng., Wakil Rektor
bidang Keuangan & Administrasi, Agus Arianto Toly, S.E., Ak., M.S.A., Wakil Rektor bidang
Akademis, Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng., serta Rektor UK Petra sendiri, Prof. Ir.
Rolly Intan, M.A.Sc., Dr.Eng.

 

IMG_9951wwtm

 

Seminar dibuka dengan sambutan singkat dari Rektor UK Petra yang menyatakan
kesediaan UK Petra untuk memberikan segala bantuan yang mungkin kelak akan diperlukan oleh
kota Surabaya. Hal ini beliau sampaikan sebagai bentuk terima kasih atas kesediaan Ibu Risma
untuk datang dalam acara seminar pada siang hari itu, “Dari seluruh Wali Kota Surabaya,
mungkin Ibu Risma adalah Wali Kota yang paling sering datang ke UK Petra.”.

Acara kemudian langsung dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Ibu Risma.
Beliau menyampaikan tentang tiga hal penting. Pertama, apabila industri kreatif mau bertahan,
hal yang paling utama adalah jangan pernah berhenti untuk berinovasi, “Orang bisa masuk
industri kreatif itu harus mau mendengarkan pendapat orang, nek istilah-e, ‘rai gedek’,
telinganya harus tebal. Supaya bisa dekat di hati konsumennya,”. Kedua, industri kreatif
sebenarnya memiliki daya jual yang tinggi karena mereka terus berinovasi. Ketiga, industry
kreatif harus pandai-pandai dalam melakukan branding, packaging, dan membuat image di mata
konsumennya, sebab ketiga hal ini bisa memberikan value added yang tidak ternilai harganya.

 

IMG_9983wwtm

 

Satu hal yang sangat menarik dari cara Ibu Risma membawakan materi adalah caranya
yang ringan. Beliau tidak terpaku dengan bahasa yang kaku, namun lebih memilih bahasa yang
ringan, sehingga peserta tidak bosan mendengarkan presentasinya. Beliau juga banyak bercerita
mengenai pengalamannya berkunjung ke beberapa negara. Hal ini selalu disambut oleh peserta
dengan respon, “uwooos”, sambil tertawa beliau malah menjawab, “Lo, ojok gitu, Ibu Wali
Kotamu ini wes terkenal, diundang bicara ke mana-mana.”.

Ada beberapa pertanyaan yang kemudian diajukan oleh peserta, salah satunya adalah
tentang wadah untuk street art Surabaya. Ibu Risma sendiri menyatakan bahwa dirinya sangat
menyukai seni, hanya saja, semua harus tahu tempatnya. “Saya sediakan wadah untuk mereka,
buktinya saya berikan beberapa titik di Siola itu untuk digambar kok. Cuma ya harus yang baik,
jangan semua-semua digambari, mosok rambu lalu lintas ya digambari, kan berbahaya,”. Beliau
menekankan, bahwa pemerintah kota sangat terbuka apabila teman-teman dari street art
Surabaya mau berkarya, mereka bisa menawarkan ke pemerintah kota untuk kemudian
disediakan wadahnya.

Berikutnya, Pak Kresna menyampaikan materinya yang menekankan tentang betapa
powerfulnya industry kreatif. “Karena sekarang sudah bukan zamannya industri besar di mana
semuanya terpusat di satu titik, melainkan lebih memberdayakan daerah-daerah dengan
kemampuannya masing-masing,” jelas Kresna dalam presentasinya.
Dalam materinya, Pak Kresna memberikan contoh mengenai usaha-usaha yang bergerak
di bidang tertentu yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan oleh orang-orang pada umumnya,
misalnya dengan keberadaan gojek. Berikutnya, beliau juga menampilkan satu quote dari pendiri
alibaba.com, Jack Ma, bahwa kekuatan suatu usaha adalah kemampuannya untuk
memberdayakan orang lain.

Kesan dari salah satu peserta seminar yaitu Irene Hovis dari program studi Manajemen
Pemasaran angkatan 2015 adalah ia merasa bahwa tema yang diangkat dan materi yang
disampaikan ini memberikan banyak pengetahuan tentang bagaimana itu ekonomi kreatif dan
bagaimana harus bertindak dan bersikap dalam ekonomi kreatif yang bisa diterapkan di
kehidupan sehari-hari. Selain itu ia juga mendapat banyak pelajaran langsung dari Wali Kota
Surabaya yang merupakan sosok seorang pemimpin yang selama ini berhasil dan terkenal
dengan inovasi-inovasinya yang membawa Surabaya menjadi kota yang lebih baik.
Mungkin ini adalah salah satu hadiah terbaik yang pernah UK Petra dapatkan ya. Sampai
ketemu lagi di seminar hari ini ya!

About the author /


Post your comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *