Anugerah Terindah yang Pernah Dimiliki: Ebenhaezer atas UK Petra

feature_artikel feature TRTD

Fotografer Christensen Derick Kho

Anugerah Terindah yang Pernah Dimiliki: Ebenhaezer atas UK Petra

Oleh: Magdeline Priscilia


“Melihat tawamu, mendengar senandungmu…”
Membaca kalimat di atas, mungkin Sobat GENTA otomatis melantunkan nada tertentu. Selain mengembalikan memori 90-an, nyatanya lirik lagu tersebut seakan memahami kita yang terkagum akan perkembangan UK Petra. Khususnya dalam beberapa tahun terakhir, universitas yang didirikan pada 1961 ini menorehkan prestasi nasional hingga internasional. UK Petra menjadi Peguruan Tinggi Swasta (PTS) terbaik pertama di Jawa Timur dan peringkat kedua secara nasional dalam Klasterisasi Perguruan Tinggi 2020. Berselang satu tahun, pada 2021 beberapa Program Studi (Prodi) mendapatkan sertifikasi internasional, menyusul 4 Prodi sebelumnya. Prestasi ini tentunya kian membuktikan kualitas UK Petra.


“Puji Tuhan, tahun 2021 ini Prodi Ilmu Komunikasi, Arsitektur, Manajemen, dan Akuntansi berhasil memperoleh sertifikasi internasional dari ASEAN University Network Quality Assurance (AUN-QA),” ujar Prof. Djwantoro Hardjito selaku Rektor UK Petra periode 2017-2021. Kerja keras universitas berakreditasi A ini tidak luput dari pengamatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), dibuktikan dengan pembiayaan akreditasiinternasional untuk Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) dan Desain Interior UK Petra. Tidak jauh berbeda, rupanya Prodi Teknik UK Petra telah mempersiapkan diri sejak dua tahun lalu untuk bisa meraih akreditasi internasional dari Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE). Tentunya sederet pencapaian dan rencana yang disusun matang menjadi kado manis menjelang ulang tahun ke-60 UK Petra.


60 tahun bukan waktu yang singkat untuk sebuah institusi pendidikan. Ada banyak perjuangan, perubahan, dan adaptasi dari berbagai pihak yang memungkinkan institusi untuk terus beroperasi. “Kalau melihat perkembangan UK Petra dari waktu ke waktu, generasi ke generasi, saya merasa ini semua tidak lepas dari campur tangan Tuhan,” kenang Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) Petra 2018/2023 yakni Ir. Hary S. Listijo. Bergabung dengan YPTK Petra sejak tahun 2000, Hary bahkan sudah mengikuti perjalanan UK Petra sejak berlokasi di Kalianyar, lalu berpindah-pindah tempat hingga akhirnya di Siwalankerto dan berkembang. Dari satu lahan yang dijuluki “rumah kecil”, hingga sekarang dapat melakukan renovasi dan memiliki berbagai fasilitas kampus. Ia menambahkan, “Ini juga tidak lepas dari kerja keras pendahulu kita yang mengusahakan segala sesuatu dengan tekun dan bertanggung jawab, serta menyerahkan UK Petra ke dalam tangan Tuhan.”


Terlihat jelas di mataku warna-warna indahmu…”
Sebagai warga Surabaya yang kemudian bergabung dengan UK Petra sejak tujuh tahun lalu, Samuel Soegiarto, M.Th menjadi saksi perkembangan universitas. “Saya sudah mendengar kiprah UK Petra sejak lama. Biasanya kalau dengar dari luar bagus, setelah bergabung menjadi tim internal belum tentu bagus. Tetapi…” Kepala Pusat Kerohanian (Pusroh) dan Koordinator Mata Kuliah Rumpun Agama di Departemen Mata Kuliah Umum (DMU) UK Petra ini tersenyum kecil sembari melanjutkan, “Setelah saya bergabung, justru saya melihat bukti pimpinan Tuhan yang luar biasa atas UK Petra hingga memasuki usia 60 tahun ini.” Pendapat ini membuat Djwantoro kembali mengingat momen kegiatan bazar penggalangan dana di kampus jalan Panglima Sudirman pada Mei 1968 oleh mahasiswa, sebagai bentuk kontribusi untuk dana operasional universitas. Adanya penyertaan Tuhan mampu menggerakkan hati setiap pihak yang terlibat dalam keberlangsungan universitas, termasuk mahasiswa.


“Saya pikir values inilah yang menjadi identitas UK Petra,” ujar Hary.


Keberadaan mahasiswa pula yang memacu UK Petra untuk selalu berkembang. Namun, perkembangan universitas tidak lepas dari values yang menuntun dalam mengambil setiap langkah dan keputusan. Love, Integrity, Growth, Love, Humility yang kerap disingkat LIGHT menjadi value UK Petra. “Saya pikir values inilah yang menjadi identitas UK Petra,” ujar Hary, ”Kita memegang teguh nilai-nilai kristiani. Mendidik mahasiswa tidak hanya secara kognitif, tetapi juga imannya dapat berkembang dalam proses. Segala sesuatu harus depend on God.” LIGHT yang membimbing universitas juga ditanamkan pada sivitas dalam berbagai aplikasi nyata yang dipimpin oleh Djwantoro, “Kita sampaikan secara berulang, sediakan dukungan sistem, dan memahami pentingnya memiliki teladan.” Contoh sederhana terkait menyediakan dukungan sistem yakni ketika sivitas membuat program kerja (proker), perlu dipastikan apakah proker tersebut mendukung dan mewujudkan values universitas.


Lebih lanjut, LIGHT ditanamkan pada sivitas melalui integrasi iman dan ilmu (I3) yang dipercayakan pada Pusroh sebagai unit penanggungjawab ibadah dan pembinaan kerohanian. “Kami bertugas menyusun kurikulum mata kuliah, melakukan pembinaan terkait hal-hal mengajar, serta mencari dosen. I3 disampaikan melalui mata kuliah wajib DMU yakni Agama dan Hidup Bermakna pada semester satu sebagai awal perkuliahan, serta Etika Profesi pada semester enam sebagai pembinaan fondasi,” jelas Samuel. Pusroh juga mengadakan berbagai pelatihan dan pembinaan untuk dosen, tenaga didik, hingga mahasiswa untuk mengintegrasikan I3.


Guna mendukung penyampaian values universitas secara nyata dan mempertahankan karakter kristiani, UK Petra sedang membentuk Lembaga Kerohanian dan Kepemimpinan Kristen (LPK3). Lembaga ini akan membawahi Pusroh, Pusat Konseling dan Pengembangan Pribadi (PKPP), Pusat Musik Gerejawi (PMG), dan Pusat Kepemimpinan Kristen UK Petra. LPK3 nantinya akan menggawangi pembinaan kerohanian tenaga kependidikan, dosen, dan mahasiswa. Berdasarkan fungsinya yang krusial, maka tidak heran jika Kepala LPK3 akan menjadi bagian dari senat universitas. Djwantoro menerangkan, “Ada banyak hal yang didiskusikan dalam senat, karena itu Kepala LPK3 diharapkan dapat memberi pertimbangan normatif terhadap keputusan-keputusan strategis yang hendak diambil.”


“Dengan kata lain, UK Petra eksklusif dalam pandangan teologis, tetapi inklusif dalam relasi sosial.”


“Menatap langkahmu, meratapi kisah hidupmu…”
Identitas sebagai universitas Kristen dicerminkan dalam values, lembaga, hingga rancangan mata kuliah. Tentunya segala upaya tersebut patut diacungi jempol, tetapi bagaimana dengan relasi UK Petra di tengah dunia yang inklusif? Masihkah mempertahankan identitasnya yang eksklusif? “UK Petra tetap menjaga jati diri yang ekslusif secara teologis, namun berusaha sekuat tenaga untuk tetap berelasi dan berdampak di tengah lingkungan masyarakat yang plural,” tandas Samuel, “Menjadi ekslusif secara teologis bukan berarti UK Petra arogan, bukan pula tidak mau bergaul dengan orang lain yang memiliki pandangan berbeda.” Justru karena UK Petra memiliki pemahaman teologis yang mengajarkan adanya wahyu umum dan wahyu khusus (yakni Yesus Kristus), maka universitas sangat terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak yang berbeda pandangan dan keyakinan. Samuel menambahkan, “Dengan kata lain, UK Petra eksklusif dalam pandangan teologis, tetapi inklusif dalam relasi sosial.”


Pernyataan tersebut sejalan dengan berbagai aksi yang dilakukan universitas bagi masyarakat, terbaru adalah inovasi alat penjepit pengeras suara masker yakni Clippo yang menjadi berita hangat di media. Memasuki tahap penyempurnaan, Clippo terbukti membantu tenaga medis kala lima buah alat yang dihibahkan pada tim vaksinator di Grand City Surabaya mendapat respon positif. Ada pula mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin yang membuat inovasi berupa Troli Peti Jenazah untuk Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih. Troli ini dibuat khusus dengan roda menyerupai “tank” untuk berfungsi di tanah TPU Keputih yang keras kala musim kemarau, serta becek dan mudah ambles saat musim penghujan. Lebih dekat, panitia Welcome Grateful Generation (WGG) bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) memberi dukungan bagi masyarakat Siwalankerto yang menjalani isolasi mandiri (isoman) saat tergolong zona “hitam”. “Kita menggunakan kapasitas atau keahlian berpikir yang Tuhan berikan, termasuk resources, untuk mewujudkan kepedulian dan berbagi berkat pada masyarakat,” senyum Djwantoro.


“Terlihat jelas bahwa hatimu…”
Values UK Petra yang konsisten tercermin dalam setiap aksi membuat universitas ini dipercaya untuk menyalurkan semakin banyak berkat untuk sesama. “Awal pandemi lalu, kita diberi kepercayaan oleh banyak yayasan dan pengusaha untuk mendistribusikan berbagai keperluan, salah satunya Alat Pelindung Diri (APD),” lanjut Djwantoro. Adapun kepedulian UK Petra terhadap sesama banyak menarik perhatian media dan publik, sehingga tidak heran jika aksi tersebut diliput oleh Jawa Pos dengan judul, “Kampus Peduli”.


“Tantangannya pasti luar biasa, tetapi kita percaya Tuhan akan terus menyertai. Karena itu juga, kita sudah menyiapkan SDM dan fasilitas yang sesuai sebagai antisipasi kemungkinan tersebut.”


Dengan konsistensi UK Petra menjalankan LIGHT secara internal dan eksternal, tentunya semakin banyak orang yang memahami prinsip dan konteks fleksibilitas universitas. Namun, bukan tidak mungkin juga ada sebagian orang yang langsung menilai secara negatif. Ada pula bukti nyata universitas-universitas yang awalnya bernilai kristiani bergumul dengan jati dirinya kala institusinya semakin bertumbuh. Siapkah UK Petra dengan berbagai kemungkinan ini? “Kita berharap UK Petra terus bertumbuh, beradaptasi, dan tetap relevan dengan zaman sembari mempertahankan values sebagai jati diri,” ungkap Djwantoro, “Tantangannya pasti luar biasa, tetapi kita percaya Tuhan akan terus menyertai. Karena itu juga, kita sudah menyiapkan SDM dan fasilitas yang sesuai sebagai antisipasi kemungkinan tersebut.” Identitas beserta berbagai rencana yang disiapkan bernaung di bawah visi baru UK Petra yang telah disahkan dalam Rencana Induk Pengembangan (RENIP) 2018-2043, “To be a world leading Christian university that transforms society for the glory of God”. Menjelaskan visi tersebut, Djwantoro menyatakan, “World leading ini mencakup soal kredibilitas, lalu sisi integritas meliputi Christian university, dilanjutkan dengan transform society dari sisi sivilitas. Itu adalah tiga pilar yang kita pegang: integritas, kredibilitas, dan sivilitas.


Berbicara mengenai masa depan, tampaknya UK Petra sudah lebih dari siap. Hal ini terlihat dari susunan rencana yang dimiliki universitas. “Kita bersyukur sekali, pada akhir 2020 UK Petra mempunyai RENIP untuk pertama kalinya,” mata Djwantoro berbinar dan senyumnya merekah. YPTK Petra dan universitas bersama meminta penyertaan Tuhan dalam menyusun Renip untuk memikirkan arah perkembangan UK Petra dalam 25 tahun ke depan. Visi yang baru juga menjadi bagian dari hasil rencana.


UK Petra terus melakukan berbagai pembenahan diri. Dari segi prasarana, renovasi di beberapa titik seperti Laboratorium Struktur milik Prodi Teknik Sipil dan Laboratorium TV yang baru milik Prodi Ilmu Komunikasi dimaksimalkan, mumpung saat ini kampus sedang kosong karena pandemi. “Gedung A yang digunakan oleh Program Hotel Management sudah full disulap menjadi laboratorium sekarang, totally different,” urai Djwantoro.


Dari segi akademis, UK Petra berkembang pesat, hampir selalu berkejaran dengan waktu yang berjalan dengan cepat. “Kita punya Excellence in Learning and Teaching Center (ELTC) yang dibentuk pada 2018 sebagai pusat pembelajaran untuk dosen. Fungsi utamanya untuk menolong dosen meningkatkan keterampilan mengajar yang baik, khususnya saat pandemi ini. Dosen kita terdiri dari berbagai generasi, ada berbagai tantangan juga yang dihadapi,” kata Djwantoro. “Tetapi pandemi ini menjadi kesempatan kita belajar memanfaatkan teknologi daring. ELTC menyiapkan beberapa studio kecil menjadi virtual teaching booth dan produksi konten podcast serta YouTube untuk memfasilitasi inovasi teknik mengajar dosen.”


Kelak setelah pandemi usai, UK Petra berencana untuk kian memanfaatkan teknologi daring. Meski tidak 100% daring, ada banyak yang bisa dimanfaatkan dan bisa menjadi peluang. Laboratorium TV yang dulunya digunakan Prodi Ilmu Komunikasi di Gedung C akan disulap menjadi studio YouTube. Setelah melalui trial and error, UK Petra telah siap untuk melaksanakan pembelajaran dual mode seandainya kondisi sudah memungkinkan.


Terus berkembang, inovasi akademis UK Petra kian didukung dengan hadirnya Petra Digital (PD) Institute. Unit ini bertugas untuk mengembangkan materi pembelajaran daring dengan memanfaatkan teknologi virtual reality (VR). “PD Institute sudah disetujui yayasan dan mereka ditugaskan untuk memproduksi 10 modul (setara dengan mata kuliah) digital dalam 1 tahun ke depan,” jelas Djwantoro. Uniknya, tidak semua hasil tersebut ditujukan untuk materi perkuliahan, melainkan juga lembaga pendidikan berkelanjutan UK Petra yaitu Continuing Education Centre (CEC). Tujuannya agar CEC dapat mendukung alumni dan masyarakat luas yang telah bekerja untuk meningkatkan kemampuan melalui sertifikasi, workshop, dan kursus singkat yang diadakan. Penyesuaian kurikulum turut dilakukan UK Petra mengingat kebutuhan pasar yang semakin kompleks. Djwantoro menjelaskan, “Contohnya, Teknik Mesin diubah menjadi Sustainable Mechanical Engineering and Design karena ada banyak aspek revolusi industri 4.0 dalam hal desain yang dimasukkan dalam kurikulum, selain juga penekanan pada aspek sustainablity.”


“Perubahan harus menjadi gaya hidup kita, karena akan terus ada perubahan.”


Berbagai upaya yang dilakukan senada dengan harapan Hary selaku Ketua YPTK Petra untuk universitas. “Pola pengajaran berbeda dengan yang dahulu. Dosen, tenaga kependidikan juga harus berubah dalam melayani mahasiswa maupun proses belajar. Perubahan harus menjadi gaya hidup kita, karena akan terus ada perubahan,” pungkasnya. Meski demikian, tidak lupa Hary mengapresiasi kinerja UK Petra khususnya dalam hal regenerasi, “Saya kira, rektorat beserta jajarannya sudah melakukan regenerasi dengan baik, sudah on the track. Dulu rektor selalu dari luar UK Petra, tetapi selama beberapa dekade ini kita sudah menghasilkan rektor-rektor dari UK Petra sendiri.” Bagi YPTK Petra, regenerasi merupakan tahapan krusial karena UK Petra memerlukan pemimpin yang tidak hanya cakap dalam manajemen, melainkan juga memiliki kerohanian yang baik.

Setiap fase yang dilalui UK Petra diiringi dengan doa kepada Tuhan dan keteguhan values yang tergambar dalam setiap aksi. Bagi Samuel yang sangat dekat dengan praktik sehari-hari, ia percaya ada banyak hal yang perlu dipertahankan, khususnya hal-hal yang tak lekang oleh waktu seperti values universitas dan keyakinan pada Tuhan serta iman Kristiani. “Saya percaya, proses yang dilalui UK Petra bersama Tuhan telah menjadikan universitas ini sebagai alat Tuhan yang mendatangkan berkat bagi banyak orang dan banyak generasi,” ucapnya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Hary mengungkapkan kabar gembira: UK Petra akan membangun kampus di Surabaya Barat. Dengan luas tanah sekitar 8.5 hektar, universitas telah memasuki tahap perancangan fisik kampus.

Menyambut usia 60 tahun, ada banyak pencapaian, rencana, dan harapan yang dimiliki UK Petra. Perjalanan panjang menjadikan setiap proses berharga dan bermakna bagi setiap pihak yang terlibat. “Tuhan memang luar biasa untuk UK Petra, sekarang tinggal bagaimana kita berusaha untuk mencapai dan menggunakan berkat yang Tuhan berikan,” ujar Hary dengan seulas senyum hangat. Samuel menambahkan, “Sekiranya dengan bertambahnya usia, UK Petra boleh terus diasah dan dipakai Tuhan untuk melayani lebih lagi di zaman yang penuh perubahan ini.”

Ebenhaezer,” ujarnya, “Sampai di sini Tuhan sudah tolong, tetapi tidak hanya sampai di sini Tuhan akan menyertai.”


Saat-saat ini dan waktu mendatang bukanlah masa yang mudah. Terjadi disrupsi terus menerus dalam berbagai bidang. Rintangan hadir tanpa diduga-duga. Bila dahulu kita dapat berpedoman buku atau jurnal oleh profesor yang telah membuktikan suatu teori, kini tidak ada petunjuk yang pasti. Tetapi, bagi Djwantoro, usia ke-60 sekaligus memberi keyakinan untuk UK Petra dapat melanjutkan perjalanan lebih jauh lagi. “Ebenhaezer,” ujarnya, “Sampai di sini Tuhan sudah tolong, tetapi tidak hanya sampai di sini Tuhan akan menyertai. Tuhan yang sudah memimpin selama 60 tahun perjalanan dengan penuh tantangan, sehingga kita yakin tidak berjalan sendirian menghadapi masa depan yang sama menantangnya.”


Mengingat kembali momen-momen yang membawa UK Petra menyambut usia ke-60, Hary terdiam sesaat sebelum akhirnya melirihkan, “Saya bersyukur diberi kesempatan oleh Tuhan melihat perkembangan UK Petra. Luar biasa proses yang dilalui. Saya bersyukur kepada Tuhan karena dapat melihat proses itu.”
Memaknai segala jatuh bangun, pembelajaran, usaha, dan pencapaian UK Petra di usia 60 tahun, Djwantoro memberikan seulas senyum kecil dan menyatakan, “It’s only by God’s grace.”
Anugerah terindah yang pernah ‘ku miliki…”**

Catatan Redaksi:
Selamat menyambut usia 60 tahun, UK Petra! Sekiranya UK Petra dapat semakin menjadi terang yang memberkati dunia. Delightful Petra, Delighted World!
Mari kenali UK Petra lebih dalam melalui majalah GENTA edisi 177 rubrik Ruang Kilas Balik dan rayakan dies natalis UK Petra ke-60 dalam majalah GENTA 182 yang segera terbit, “enLIGHTen”!
Jangan lupa ikuti @genta_petra, @uk_petra, dan @trtd.petra di Instagram untuk informasi terkini!

About the author /