Photo taken by Moses B.Hidajat
Menolong atau Mengabadikan?
Oleh: Ignacia Ardelia P.
Jika kamu seorang fotografer dan dihadapkan pada pilihan yaitu menolong atau memotret
dahulu, manakah yang akan kamu pilih? Di sisi kemanusiaan pastilah kita ingin menolong
tapi di sisi lain, seorang fotografer, kita dituntut untuk peka terhadap momen-momen
berharga yang tidak akan bisa terulang dua kali. Bagaimanakah pandangan seorang fotografer
kawakan Arbain Rambay terhadap hal tersebut?
“Menolong atau memotret itu sebenarnya hanya ada pada angan-angan. Realitanya di situasi
berbahaya adalah memotret atau lari.” ujar Arbain. Beliau memberikan banyak contoh salah
satunya adalah kejadian berdarah di Sampit ketika seorang fotografer mengabadikan momen
berdarah tersebut tanpa bisa berbuat apa-apa. “Kalau kamu berada di situasi itu bisa
menolong tidak? Tidak kan?” katanya.
Menurut beliau seorang fotografer harus bisa melihat situasi dan kondisi yang terjadi di
sekitarnya. “Kalau kamu masih bisa berpikir untuk menolong berarti kondisinya belum
gawat. Kalau kondisinya seperti itu lebih baik kamu tolong” ujar pria yang sudah mencintai
dunia fotografi sejak kecil tersebut. “Jika kondisinya tidak memungkinkan atau terlalu
berbahaya ya kita tidak bisa melakukan apa pun. Bahkan ada yang memotret sambil
terkencing-kencing saat kejadian Sampit itu” tambahnya.
Namun sering kali fotografer dicap hanya mementingkan kepentingnya sendiri karena pilihan
untuk tidak menolong tersebut. Salah satu kasus yang paling mencuat adalah Kevin Carter
seorang fotografer yang memenangi Hadiah Pulitzer tahun 1994 karena hasil jepretannya
yang menampilkan seorang anak kecil kurus kering dengan latar belakang seekor burung
pemakan bangkai. Seluruh dunia menganggapnya tidak memiliki hati karena dengan teganya
memotret anak tersebut tanpa menolongnya. Dari perbincangan reporter dengan Arbain,
beliau juga sempat meluruskan rumor tersebut. “Semua orang hidup dengan romansanya
masing-masing. Bagaimana mereka menangkap gambaran seorang anak kurus kering dengan
burung pemakan bangkai di dekatnya. Padahal tidak jauh dari anak tersebut ada ibu dan
kerabatnya yang sedang menerima bantuan makanan”.
Dari perbincangan tersebut dapat diambil satu kesimpulan bahwa seorang fotografer tidak
cukup hanya memiliki skill yang hebat tapi juga harus mempunyai kepekaan terhadap situasi
di sekitarnya. Jika memang kondisi memungkinkan maka tolong lah orang yang sekiranya
membutuhkan pertolongan itu. Tetapi jika kondisinya berbahaya maka sah-sah saja bagi
seorang fotografer untuk tidak menolong. Karena bagaimana pun juga keselamatan adalah
nomor satu.
Post your comments