KBM VII 2023: Gotong-Royong Tingkatkan Keasrian Bentala

Reporter: Jovita Indira

KBM VII 2023: Gotong-Royong Tingkatkan Keasrian Bentala

Fotografer: Misael Yosa

Kampung Binaan Mahasiswa (KBM) VII adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Petra Christian University (PCU). Kegiatan sosial ini mengajak mahasiswa untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat selama masa pembelajarannya di universitas. KBM VII tahun ini bertemakan “Magnanimous” yang berarti kemurahan hati. Tema ini diangkat karena melambangkan kemurahan hati mahasiswa PCU yang ambil bagian dalam menanggapi isu lingkungan serta bersosialisasi dengan masyarakat.

Rangkaian acara diawali dengan technical meeting pada Rabu (15/11/2023), kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengmas) yang dilaksanakan di RT 09 RW 03, Kampung Songo, Simomulyo Baru, Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya.

Technical meeting yang mengangkat tema “Unforgettable Waste” ini, menghadirkan Verena Lindra Chunadi, AAA. sebagai pembicaranya. Acara yang wajib diikuti oleh setiap peserta KBM VII ini bertujuan untuk memberikan pembekalan untuk para peserta yaitu, memahami pentingnya zero waste serta meningkatkan kesadaran terhadap tujuan yang ingin dicapai oleh Kampung Simomulyo, menjadi kampung ternama yang menerapkan zero waste.

Di sisi lain, melalui seminar yang dibawakan saat technical meeting ini, peserta diharapkan dapat dan mau menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Kegiatan pengmas terbagi menjadi empat sesi dalam dua hari, dan diadakan pada Sabtu (18/11/2023) dan Minggu (19/11/2023). Dalam kegiatan ini, peserta yang merupakan mahasiswa PCU, beserta dengan warga Kampung Songo, turut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seputar menjaga keasrian lingkungan dan juga penerapan zero waste. 

Minggu (19/11/2023) acara dimulai pukul 06.45 WIB dengan sambutan dari Nyoman Kusuma selaku Ketua RT dari Kampung Songo. Ia mengucapkan terimakasih dan mengemukakan harapan kepada mahasiswa agar dapat mengaplikasikan ilmunya kepada masyarakat. Selanjutnya diikuti dengan sambutan dari Inge Natalie (Desain Interior, 2022), sebagai ketua acara KBM VII. Sambutan Inge diawali dengan ucapan terima kasih atas partisipasi dari peserta dan juga kepada Kampung Songo selaku tuan rumah. Ia juga mengutarakan harapannya agar peserta dapat berproses dalam kegiatan ini sembari bersosialisasi dengan warga sekitar.

Salah satu bentuk kegiatan adalah pembuatan lilin dari minyak bekas atau jelantah. Ide ini berawal dari keresahan warga Kampung Songo yang terdampak banjir dan berakibat kepada pemadaman listrik. Akibatnya, banyak warga yang takut menyalakan listrik saat banjir karena khawatir terjadi konslet. 

Menanggapi masalah tersebut, Inge melihat sebagian besar wanita di kampung ini adalah ibu rumah tangga yang menghasilkan limbah minyak bekas. Muncul ide untuk menggunakan minyak bekas atau jelantah sebagai bahan baku lilin. Ide ini disambut baik oleh Yaning selaku ibu RT kampung yang disebut kampung sayur ini. Dalam kegiatan pembuatan lilin ini, peserta mengawali dengan menghias wadah dari lilin terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan dengan pembuatan lilin. Peserta diberi alat dan bahan untuk membuat lilin dengan berbagai warna sesuai kreativitas masing-masing kelompok peserta.

Selanjutnya, peserta belajar untuk membuat kompos menggunakan sampah basah. Dalam kegiatan ini mahasiswa diajarkan untuk mengolah sisa makanan, sayur, dan buah untuk menjadi produk bermanfaat yaitu pupuk kompos. Kegiatan diawali dengan peragaan dari Yaning yang menunjukkan tahapan dalam pembuatan kompos. Kemudian, Peserta yang sudah terbagi dalam kelompok beranggotakan empat orang mengerjakan satu wadah kompos yang berisikan lapisan dari sekam, sampah basah yang sudah dipotong, serta larutan bakteri fermentasi EM4. Harapannya, kegiatan ini akan mengurangi jumlah sampah rumah tangga yang ada.

Minggu (19/11/2023), peserta diajak untuk menanam tanaman obat keluarga (toga), di antaranya sirih hijau, telang, binahong dan masih banyak lagi. Jenis tanaman ini dipilih dalam rangka memenuhi kebutuhan warga, mengingat banyak manfaat kesehatan yang dibawa oleh jenis tanaman ini serta tidak diperlukannya lahan yang besar untuk membudidayakannya. Diawali dengan peserta mencampur media pasir dengan pupuk kompos yang dilanjutkan dengan pemindahan tanaman toga ke media yang lebih besar. Tak berhenti di situ, peserta juga diizinkan untuk berkreasi dalam menghias pot tanaman tersebut. 

Selain itu, mahasiswa juga melakukan kegiatan kerja bakti di sekitar jalan Kampung Songo, mulai dari menyapu jalan, memungut sampah, membersihkan kotoran di jalan.  Di sela kerja bakti tersebut, mahasiswa juga berinteraksi dengan warga dan diajak lebih mengenal lingkungan kampung tersebut.

Di akhir acara, peserta mengemukakan pesan, kesan, perasaan, serta pengalaman baru yang didapatkan dari serangkaian kegiatan KBM ini. Acara diakhiri dengan penyerahan tong komposter oleh Inge kepada Yaning sebagai tanda terima kasih atas bantuan yang diberikan warga selama dua hari berkegiatan di Kampung Songo.

About the author /