Fotografer : Yeremia Tulude A.
KAMA 2018: “Limitless Love, Never Fails, Never Ends”
Oleh: Natania Wahyuni Tanihardjo
Kamp mahasiswa (KAMA) yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa UK Petra akhirnya diadakan pada 10-13 Februari 2018 lalu di Bukit Doa Immanuel, Tretes, Prigen, Jawa Timur. Kamp Mahasiswa yang berpilarkan tiga aspek, fun, faith, and friendship merupakan kamp lintas jurusan dan angkatan. Tak heran bila kamp ini diramaikan ratusan pendaftar. Menurut Denny Raga salah satu panitia KAMA, antusiasme peserta tahun inilah yang paling besar mencapai 325 orang.
Tema tahun ini “Limitless Love, Never Fails, Never Ends” didasari keprihatinan sang ketua KAMA tahun ini, Tymothi David Kembi, mahasiswa program studi (prodi) Teknik Industri angkatan 2015 pada teman-teman mahasiswa yang rela mengorbankan apa saja demi hal yang ingin diraih. Hal itu bisa berupa IPK tinggi, popularitas, pengakuan, uang, dll. Sayangnya kebanyakan pencapaian keinginan ini melalui proses yang salah. Mahasiswa seringkali tak sadar telah menaruh keinginan duniawi ini menjadi yang pertama dan terutama. “Mereka lupa bahwa hal duniawi yang tak sempurna tak mungkin bisa mengisi kekosongan mereka menjadi sempurna. Hal inilah yang membuat mereka tak pernah puas. Satu-satunya hal sempurna yang bisa memenuhi kita hanya kasih Kristus yang tak terbatas,” jelas Denny.
Pada hari pertama, opening diadakan di Auditorium UK Petra dengan mengusung tema “Breaking News! True Love Does Exist”. “Judul yang klise bahwa cinta sejati itu ada. Namun ternyata kita seringkali tak sadar bahwa cinta sejati inilah yang dicari cari oleh triliunan orang di dunia,” kata Yakub Tri Handoko,Th.M., selaku pembicara di opening KAMA 2018.
Setelah itu, peserta di rotasikan untuk menuju ke bus pemberangkatan. Mereka tiba sekitar pukul 14.00. Di sana peserta dibagi ke tiga kelas antara lain, kelas transformasi, inspirasi, dan impartasi. Pembagian kelas ini didasarkan pada kebutuhan masing-masing peserta yang didapat dari form online. Di kelas transformasi, peserta dibimbing untuk menemukan kasih Tuhan. Mereka ini difasilitasi untuk memperoleh kebenaran dan memperkuatnya. Kelas inspirasi ditujukan pada mahasiswa agar bisa membagikan kasih dan pengetahuannya kepada orang sekitar seperti keluarga dan teman. Di kelas impartasi, mahasiswa dipersiapkan untuk melayani di luar lingkup keluarga dan kampus, seperti melakukan penginjilan dan menjadi misionaris. Malam harinya mereka dibagi menjadi kelompok-kelompok untuk mengikuti Games of Life. Di Games ini, mereka harus bermain di pos-pos untuk mendapat hati. Hati ini berguna untuk menyelamatkan orang lain yang sedang bergumul. Bila sudah menyelamatkan dua orang, mereka bisa mencari-cari sang raja hati yang bisa memberi mereka keuntungan berlipat ganda. Sayangnya hingga akhir games, raja hati yang ternyata adalah Yeremia Tulude Ambat, salah satu panita KAMA, tidak ditemukan para peserta.
Di hari kedua, setelah peserta mengikuti sesi di masing-masing kelas, ada sesi talkshow yang membuat penasaran para kawula muda jaman sekarang. Sesi itu tidak lain berjudul “God Writes Your Love Story” dengan mengundang Perdian K. Tumanan. S.T.,M.Div. beserta istrinya untuk bercerita pengalaman mereka ketika awal bertemu, memutuskan bahwa “he/she is the one”, hingga kehidupan setelah pernikahan. Antusiasme peserta tak hanya sampai di sini saja. Peserta diwajibkan untuk memilih salah satu kelas dari empat kelas QnA yang disediakan. Empat kelas ini terbagi menjadi dua, yaitu kelas teologi dan praktikal. Ada Bedjo Lie, S.E., M.Div., Th.M. dan Samuel Soegiarto, M.Th. yang melayani di kelas teologi. Sedang di kelas praktikal dilayani oleh Perdian K.Tumanan.,S.T.,M.Div. dan Michael Chrisdion, B.Sc., MBA. Peserta kemudian diberi kesempatan untuk mempertunjukkan talent mereka di talent show. Semua yang mereka unjukkan penuh kreativitas dan asyik ditonton. Ada yang tampil menyanyi tunggal maupun bersama, rap, flashmob satu prodi Teknik Sipil, hingga drama musikal yang mengusung film hype jaman kini yaitu Dilan 2018.
Ada yang menarik di hari berikutnya, yaitu acara kebersamaan setelah KKR yang bertemakan “Limitless Love: Pay it Forward). Di acara kebersamaan ini, kelompok-kelompok yang sudah dibentuk sejak lama membuat dessert yang berbahan dasar cokelat. Kekreatifan peserta ditantang disini dengan keterbatasan alat dan bahan yang harus dibawa sendiri dari Surabaya. Kebanyakan kelompok membuat bola-bola cokelat karena dianggap paling umum dan mudah.
Di hari terakhir, acara yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ya, acara yang dimaksud tidak lain adalah rally games. Rally games yang sangat seru ini sayangnya harus berhenti di tengah jalan dikarenakan hujan. Akhirnya peserta kembali ke ruangan masing-masing dan bersiap. Setelah itu, mereka kembali ke main hall untuk closing KAMA 2018. Seperti opening, closing kembali ditutup dengan menyanyikan theme song KAMA tahun ini, yaitu limitless love karya Bella Angela dan Albert Octavianus Candi. Video flashback diputar dan para peserta kembali menyanyi bersama. Banyak sekali kenangan yang telah mereka lalui selama empat hari ini. Beberapa peserta juga turut sharing apa yang mereka ekspektasikan dan apa yang mereka dapat dari KAMA tahun ini.
Bagaimanapun keseruan empat hari tiga malam ini tidak akan terjadi bila tidak ada keniatan untuk menyisihkan sedikit dari waktu liburan kita. Meski diadakan di waktu liburan, nampaknya para peserta tidak keberatan. “ Sangat gak menyesal ikutan KAMA 2018. Tahu kayak gini, aku pasti ikut tahun lalu. Sayangnya saat itu gak ada yang ngajak. Baru tahun ini aku jadi penasaran karena sudah banyak teman yang bilang acara ini asyik,” ujar Gresiana Gede, mahasiswa program studi (prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) angkatan 2015. Begitu pula dengan Michael Eka Putra, mahasiswa program studi (prodi) Teknik Industri angkatan 2015. Ketika ditanya kenapa mau mengikuti acara ini, Michael menjawab, “ikut KAMA tahun ini karena keinginan sendiri. Di sini aku mencari pengalaman dan tentu saja teman. Menurutku acara ini seru juga.”
Setelah semuanya selesai, para peserta akhirnya bersiap menuju ke bus pemberangkatan dan tiba di Surabaya sekitar pukul 21.00.
“Aku percaya KAMA ini terberkati dan menjadi tempat Tuhan mengubah kita semua. Entah kita disegarkan kembali atau mendapatkan pengajaran yang baru. Salut banget sama panitia-panitia yang dengan semangat melayani. Aku sebagai ketua ga ada apa-apanya dari teman-teman panitia. Semoga rasa kekeluargaan ini terus terjaga,” kata Thymoti. Selama empat hari ini, di samping job desc masing-masing panitia dan pembicara, mereka semua berinisiatif untuk menerima konseling di sela-sela waktu mereka. Bahkan, konseling bisa berujung hingga pukul 03.00 pagi. Semua itu mereka lakukan karena mereka sudah merasakan limitless love, dan mereka ingin para peserta juga merasakannya dari pengorbanan mereka.
Jangan lupa untuk terus membagikan kasih tak terbatas Tuhan Yesus yang sudah kita rasakan di KAMA ke lingkungan sekitar. Bangkitkan semangatmu lagi untuk menyambut semester yang baru, sobat GENTA!
Post your comments