Gemakan Budaya Indonesia hingga Mancanegara

Fotografer: Fiona Angelina

Gemakan Budaya Indonesia hingga Mancanegara

Oleh: Felicia Ongkojoyo

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Mumbai, India berkolaborasi dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk menggelar pertunjukan wayang orang atau yang kerap disebut wayang wong. Seni tradisional Yogyakarta ini kembali dihidupkan dalam rangka mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat India dan dunia. Selain itu, pagelaran wayang ini juga bertujuan untuk memperingati hari jadi Indonesia yang ke-76 sekaligus mempererat persahabatan dengan India.

Sabtu (25/09/2021), acara disiarkan langsung dari Keraton Yogyakarta melalui media Zoom dan kanal Youtube KJRI Mumbai. Penampilan bertajuk “Gana Kalajaya” ini menceritakan kehidupan Bathara Gana versi Indonesia. Hasil karya Sri Sultan Hamengkubuwono X ini dipilih karena sejalan dengan Festival Ganesh Chaturti yang baru saja digelar di India. Bathara Gana atau Dewa Ganesha menjadi simbol kebijaksanaan, keberuntungan, dan perlindungan bagi umat Hindu. Ia sering dijuluki sebagai dewa pengetahuan.

Video flashmob dengan iringan gamelan oleh warga sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta mengantar serangkaian acara ini. Tak lupa, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Suryoamiseno dan Nyi RJ Lukitoningrumsumekto memperkenalkan batik Cindhe, budaya Indonesia yang berasal dari kain patola milik Malayanam, India Selatan. Pukul 19.25 WIB, acara dibuka dengan tarian klasik Keraton Yogyakarta, Bedhaya Sang Amurwabhumi.

KJRI di Mumbai, Agus Prihatin Saptono dan Politikus India, Aaditya Uddhav Thackeray turut menyapa masyarakat di berbagai belahan dunia yang sedang menyaksikan pagelaran ini. Tak ketinggalan, Sri Sultan Hamengkubuwono X selaku Raja Keraton Yogyakarta turut memberi sambutan dan menjelaskan pesan moral cerita ini. “Kisah dewa ini diharapkan dapat memberi inspirasi agar kita selalu ora mingkuh (pantang mundur dan disiplin) dalam menghadapi tantangan apapun, sebagaimana dipersonifikasikan oleh sosok Bathara Gana,” tuturnya.

Bunyi gamelan menandakan dimulainya pentas wayang wong. Wayang ini mengisahkan perjalanan hidup Bathara Gana mulai dari lahir hingga diangkat menjadi dewa. Alkisah, Dewi Gagarmayang menolak lamaran dari Raja Raksasa Prabu Nilarudraka. Ganesha pun diutus ke medan perang untuk melawan Prabu Nilarudraka yang berniat untuk menghancurkan kayangan. Tubuh dewa berkepala gajah ini bertambah besar seiring peperangan berlangsung. Berkat kesaktiannya, Ganesha berhasil memenangkan perang tersebut. Ia kemudian diangkat menjadi dewa pengetahuan dan berhak memerintah Glugutinatar.

Seusai penampilan wayang wong, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Ratu Hemas naik ke panggung untuk foto bersama. Anggota keluarga keraton dipersilakan untuk meninggalkan tempat setelah sesi foto berakhir. Master of ceremony (MC) mewakili Yogyakarta kemudian menutup acara ini dengan mengucapkan terima kasih kepada seluruh penonton. 

Indonesia memiliki beragam budaya dengan ciri khasnya masing-masing. Melalui acara ini, Sobat dapat melihat, banyak warga negara asing yang mengagumi budaya Indonesia. Oleh karena itu, sangat disayangkan bila budaya ini tidak dilestarikan dan diperkenalkan pada dunia. Sebagai generasi penerus bangsa, sudahkah Sobat GENTA turut ambil bagian dalam hal ini?

About the author /