Feminisme : Gender Equality Is Our Fight!
Oleh: Alvin dan Joana
Menanggapi persoalan tentang kesetaraan gender yang sedang hangat dibicarakan, Selasa (5/9/2017), Dr. Gadis Arivia, pendiri Jurnal Perempuan, bekerja sama dengan Universitas Kristen (UK) Petra, Universitas Surabaya (UBAYA), Universitas Ciputra (UC), dan Gereja Kristen Indonesia (GKI), mengadakan pameran buku dan seminar yang berjudul “Kesetaraan Gender bagi Generasi Muda Indonesia” di ruang AVT 503 UK Petra.
Acara diawali dengan pameran buku “Jurnal Perempuan” di depan ruang AVT 503. Setelah menyaksikan pameran buku, para pengunjung dapat memasuki ruang seminar untuk bersiap mendengarkan seminar. Dimulai pukul 17.30, seminar diawali dengan doa pembukaan oleh perwakilan dari Gereja Kristen Indonesia, yang kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari perwakilan UKP, UC, dan UBAYA. Setelah mendengarkan sambutan dari perwakilan masing – masing universitas acara mencapai pucaknya yaitu seminar oleh Dr. Gadis.
Gadis membuka seminarnya dengan menjelaskan mengenai pengertian feminisme yang kerap kali disalah artikan oleh masyarakat. Feminisme sendiri sebenarnya adalah sebuah pemikiran dan pergerakan untuk mengakhiri seksisme dan tidak ada sangkut pautnya dengan gender. Jadi seorang feminis tidak harus seorang perempuan,seorang pria yang membela kesetaraan hak martabat manusia juga dapat digolongkan sebagai seorang feminis.
Dalam sesi tanya-jawab,para peserta yang sangat bersemangat dan aktif mengajukan 6 pertanyaan yang kritis dan thought-provoking mengenai isu-isu feminisme dan pelanggaran hak-hak perempuan yang masih banyak dijumpai di negara kita. Seluruh pertanyaan ini dijawab dengan gamblang dan mendetail oleh Gadis. Salah seorang peserta seminar,Ekra Vilo dari GMKI Surabaya mengatakan dirinya sangat puas dengan jawaban-jawaban Gadis yang luar biasa,dirinya juga menyatakan bahwa ia tertarik untuk mengikuti acara ini karena ia ingin menjadi aktivis feminisme di kampusnya dan acara ini sangat membantu membuka pandangan dan pengetahuan mengenai topik tersebut.
Pada bagian kesimpulan, Gadis menyatakan bahwa untuk dapat menjadi negara yang maju seutuhnya kita harus menghentikan terlebih dulu eksploitasi dan penindasan kaum perempuan di negeri kita agar keseluruhan sumber daya yang kita miliki dapat bekerja secara optimal. Semoga harapan tersebut dapat terlaksana di masa depan dengan munculnya generasi muda yang telah melek akan paham feminisme!
Post your comments