Work From Home bukan Penghalang, GENTA Tetap Berkarya!

Work From Home bukan Penghalang, GENTA Tetap Berkarya!

Oleh : Eunike Jeannyfer Caroline

Saat ini dunia sedang menghadapi pandemi COVID-19, termasuk Indonesia. Virus tersebut dapat cepat menyebar melalui cairan yang keluar dari hidung atau mulut seseorang yang telah terinfeksi ketika bersin atau batuk. Kemudian, orang lain yang sehat menyentuh cairan tersebut dan menyentuh mata, hidung, atau mulutnya tanpa mencuci tangan, sehingga virus tersebut masuk ke dalam tubuh. Bahayanya, satu sumber cairan dapat mengakibatkan banyak orang terinfeksi, terutama dalam keramaian. Oleh karena itu, saat ini pemerintah menganjurkan Work From Home (WFH) untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

Tentunya, anjuran ini mempengaruhi banyak kegiatan masyarakat, salah satunya pendidikan. Universitas Kristen (UK) Petra turut mendukung anjuran pemerintah, dengan melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan Kegiatan Kemahasiswaan secara online sejak 16 Maret 2020. Dengan adanya keputusan ini, seluruh dosen dan mahasiswa harus beradaptasi dengan kuliah secara daring. Begitu juga dengan Lembaga Kemahasiswaan (LK) Pers Mahasiswa (PERSMA). Meskipun aktivitas harus dilakukan dari rumah, PERSMA tetap berusaha untuk memberikan informasi yang terbaru mengenai UK Petra, tentunya sesuai dengan tugas dan peran masing-masing fungsionaris.

PERSMA terdiri dari beberapa divisi yang terbagi menurut tugasnya seperti divisi sponsor, fotografer online, fotografer cetak, dan masih banyak lagi. Beberapa divisi tersebut tergabung menjadi 2 departemen, yaitu departemen online yang meliput acara secara langsung dan departemen cetak yang bertugas dalam penerbitan majalah. Terkait WFH, sesuai dengan namanya, departemen online dapat lebih mudah beradaptasi dengan media daring. Proses liputan dan pengambilan foto tetap dapat dilaksanakan secara online. Namun, berbeda dengan departemen cetak yang memerlukan penyesuaian tertentu dalam penerbitan majalah.

Penerbitan majalah biasanya dilakukan dengan wawancara langsung oleh divisi reporter cetak, pengambilan foto oleh divisi fotografer cetak, dan penggambaran ilustrasi oleh divisi layout dan ilustrator. Sehingga, WFH sangat berdampak terhadap departemen cetak karena harus melakukan tugasnya melalui daring. Dampak pertama adalah mengenai kontak dengan narasumber. Biasanya reporter cetak dapat menemui narasumber secara langsung apabila email atau chat belum mendapat respon. Namun, hal ini tidak dapat dilakukan pada masa WFH, sehingga mereka harus menunggu respon dari narasumber. Cara lain untuk mengatasinya adalah dengan meminta bantuan dari mahasiswa lain yang mengenal narasumber. 

Saat ini, wawancara juga harus dilakukan melalui video call, call, chat, atau email, sesuai kesepakatan dengan narasumber. Kelemahan dari wawancara daring adalah sangat bergantung pada sinyal internet. Beberapa informasi mungkin tidak dapat tersampaikan dengan baik karena koneksi. Selama ini, pertemuan tatap muka memang lebih disarankan karena dapat mengklarifikasi langsung pernyataan narasumber dan menghindari kesalahpahaman informasi terkait pertanyaan. Ketika wawancara secara tatap muka, ekspresi narasumber dapat terlihat dengan jelas dan lebih mudah jika ingin mengajukan pertanyaan. Dampak ini juga pernah dialami oleh salah satu reporter cetak, Putri Kurnia Utami Kamlasi ketika divisi cetak sedang melakukan rapat secara daring. “Karena ada informasi yang kurang jelas, jadi harus tanya lagi setelah rapat selesai”, ujar Putri.

Dampak lainnya adalah sulit untuk mencari waktu yang tepat. Ketika dilakukan via daring, semakin sulit untuk menemukan waktu yang sesuai oleh kedua belah pihak agar dapat fokus melakukan wawancara. Seperti yang diketahui, dan mungkin dialami oleh banyak orang, konsentrasi saat WFH mudah terganggu oleh keadaan sekitar. Sebagai dampak WFH pula, penyesuaian dalam penerbitan majalah juga akan dilakukan, yaitu dengan menerbitkan majalah secara daring melalui website GENTA. Jadi, tidak perlu khawatir, karena Sobat GENTA tetap dapat membaca majalah terbaru meskipun di rumah. Tentunya, dengan konten yang tetap menarik.

Anjuran untuk bekerja dari rumah, juga membawa dampak bagi divisi fotografer cetak. Biasanya fotografer cetak melakukan hunting dan mengambil gambar secara langsung. Hal ini tidak lagi dapat dilakukan sesuai dengan anjuran pemerintah untuk stay at home. Namun, kebutuhan foto untuk majalah tetap harus dipenuhi. Oleh karena itu, para fotografer cetak memilih untuk menggunakan foto yang sudah diambil sebelumnya dengan tetap memperhatikan tema majalah, dan belum pernah dipublikasikan. Tidak hanya itu, jika memungkinkan, maka fotografer akan melakukan setting tempat sendiri di rumah, kemudian didokumentasikan. Dengan cara ini, fotografer memiliki kesempatan untuk lebih mengasah kreativitasnya agar dapat menghasilkan foto yang indah meskipun di rumah saja.

Foto narasumber juga dilakukan sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Dengan adanya anjuran WFH, maka fotografer cetak beralih pada virtual photoshoot untuk dokumentasi narasumber. Namun, masih ada pilihan lain, yaitu narasumber dapat mengambil foto secara individu dan mengirimkannya kepada fotografer. Narasumber diberi kesempatan untuk menentukan pengambilan foto yang nyaman untuk mereka. Selain masalah foto, proses pengerjaan majalah jadi tambah lama karena koordinasi dan revisi secara daring hingga ke Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UK Petra.

Beberapa fungsionaris PERSMA juga memiliki pesan kepada seluruh Sobat GENTA agar tetap semangat terkait kuliah dari rumah. Vivian Graciela Chertian, selaku Pimpinan Redaksi PERSMA berpesan untuk tetap semangat belajar, seperti biasanya semangat di dalam kelas. Sebagaimana fungsionaris PERSMA tetap berusaha maksimal untuk menyajikan berita mengenai UK Petra, demikian juga Sobat GENTA harus tetap memberikan yang terbaik. Vivian juga berharap, ketika keadaan telah kembali, maka mahasiswa akan kembali dengan lebih kuat. Magdeline Priscilia Purwanto, selaku Koordinator Reporter Cetak berpesan agar tetap semangat dalam masa-masa ini dan jangan terbiasa untuk menunda tugas, karena tanpa sadar waktu telah berlalu dan ternyata batas pengumpulan tugas sudah dekat atau bahkan terlewat.

“Semoga Sobat GENTA bisa memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan karena kesibukan. Misalnya, melakukan hobi agar tetap produktif walau di rumah saja,” ucap Putri. WFH memang memberikan waktu bersantai yang lebih panjang karena aktivitas kesibukan di luar rumah menjadi berkurang. Tetapi, waktu itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas, sehingga tidak terbuang sia-sia. “Tetap kembangkan ide-ide kreatif kalian selagi di rumah. Situasi ini pasti bisa kita lalui dan jangan lupa berdoa agar pandemi ini segera berakhir,” ucap Theofilus Natanael Wijaya, anggota fotografer cetak.  Sebagai Koordinator Fotografer Cetak, Evandruce Filbert juga berpesan untuk tetap diam di rumah dan menjaga kesehatan dengan konsumsi vitamin dan menjaga pola makan. Selain itu, meskipun diam di rumah, jangan lupa untuk tetap mengikuti kelas sesuai jadwal.

Jangan pernah patah semangat, Sobat GENTA! Kalian tidak berjuang sendirian. Situasi ini pasti berlalu, seperti yang tertulis dalam Pengkhotbah 3:1 “Untuk segala sesuatu ada masanya,untuk apapun di bawah langit ada waktunya”. Tetap fokus untuk kuliah dan ciptakan suasana yang mendukung konsentrasi kalian. Jangan jadikan WFH sebagai penghalang untuk tidak dapat memberikan hasil maksimal.

About the author /