Menilik Performa Beton Inovatif Lewat Final Day LKTB 2021

Fotografer: Christensen Derick

Menilik Performa Beton Inovatif Lewat Final Day LKTB 2021

Oleh: Thalia Angelica

Mulai Sabtu (27/03/2021), Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Kristen (UK) Petra (HIMASITRA) menyelenggarakan Lomba Kuat Tekan Beton (LKTB) bertema “Innovative Material Bring Effective Concrete”. Perlombaan yang merupakan bagian dari Petra Civil Expo (PCE) 2021 ini mengajak pesertanya untuk merancang beton secara inovatif dengan menggunakan material yang ada. Berawal dari 54 tim, kini 10 finalis yang telah lolos dari tahapan sebelumnya, dipertemukan kembali di Final Day LKTB. Perlombaan final dari LKTB 2021 resmi diadakan pada Sabtu (22/05/2021) melalui Zoom.

Tepat pukul 09.00 WIB, Master of Ceremony (MC) mengawali acara dengan doa. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Ivan Fernaldy selaku ketua acara. Melalui kegiatan LKTB, Ivan berharap finalis dapat memberikan performa terbaik di ajang Final Day LKTB ini. Ia juga berpesan agar peserta terus semangat dalam mengikuti perlombaan terlepas dari kemenangan atau kekalahan mereka.

Pada kesempatan ini, kesepuluh finalis harus mempresentasikan proposal mengenai beton yang telah mereka rancang. Sesi presentasi ini menghadirkan dua juri, yaitu Antoni, S.T., M.Eng., Ph.D., selaku Dosen Program Studi Teknik Sipil UK Petra dan Hendrawan Winata selaku perwakilan dari PT Sika Indonesia. Selama presentasi, peserta memaparkan latar belakang masalah, material, anggaran, dan kelebihan dari inovasi beton yang mereka rancang. Tak hanya itu, setiap presentasi juga diselingi dengan sesi tanya jawab oleh juri.

Salah satu presentasi yang menarik datang dari kelompok “Wisanggeni” Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dorongan mereka untuk membuat inovasi beton bermula dari peningkatan permintaan semen yang tidak ramah lingkungan. Sebagai solusi, mereka merancang beton yang terbuat dari limbah kaca industri sebagai pengganti semen atau agregat kasar. Selama proses pembuatan, mereka menargetkan beton dengan nilai uji kuat tekan sebesar 45 MPa. Setelah melakukan trial sebanyak tiga kali, mereka mengombinasikan fly ash dan limbah kaca untuk membuat high strength Self-Compacting Concrete (SCC). Pada sesi tanya jawab, salah satu juri bertanya mengenai supply bahan kaca yang masih minim di Indonesia. Menurut kelompok “Wisanggeni”, kapasitas industri kaca di Indonesia sudah meningkat imbas kolaborasi dari industri kreatif dan industri konstruktif.

Tidak kalah menarik, kelompok “CONCRE-CT” dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut menyampaikan inovasi beton ramah lingkungan mereka. Mereka membuat beton berbasis high calcium fly ash sebagai pengganti semen Portland. Saat melakukan metode pencampuran, mereka juga memanfaatkan NaOH (Natrium Hidroksida) sebagai ekstraksi dan Na2SiO(Natrium Silikat) sebagai akselerator. Hasil yang mereka dapatkan berupa beton dengan nilai uji kuat tekan lebih dari 40 MPa pada usia 28 hari.

Selama ini, industri konstruksi masih kesulitan memanfaatkan bahan-bahan yang bersifat ramah lingkungan. Melalui Final Day LKTB ini, kita dapat melihat berbagai inovasi beton yang efektif dan ramah lingkungan dari bahan-bahan di sekitar kita. Finalis LKTB sudah membuktikan, hal yang dianggap sulit pun tetap bisa dilakukan dengan berbagai inovasi. Yuk, terus berinovasi untuk memajukan industri konstruksi Indonesia! 

About the author /