Lustrum Magister Sastra Inggris: Insan Muda Terus Berkarya!

Fotografer: Sesilia Alexandra

Lustrum Magister Sastra Inggris: Insan Muda Terus Berkarya!

Oleh: Clarisa Michelle Eugenia

Magister Sastra Inggris Universitas Kristen (UK) Petra menggelar acara dengan tema “Chinese Millenials in Action” (C.I.A) pada Rabu (8/5/2019) di Auditorium Kampus Pusat UK Petra. Acara ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Lustrum Magister Sastra Inggris UK Petra. Tema “Chinese Millenials in Action” sendiri memiliki arti peran dari generasi milenial dalam berkarya, khususnya di industri kreatif.

Acara yang bertujuan untuk menggerakkan anak muda untuk terus berkarya ini dihadiri oleh sekitar 250 peserta. Pada awal acara, Theodoron Fredrik selaku ketua acara memberikan sambutan. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Dr. Julia Eka Rini, M.Pd. selaku kepala Program Studi S-2 Sastra Inggris.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan dance oleh “Up and Down“. Hingga akhirnya tibalah pada puncak acara, Ernest Prakasa hadir sebagai pembicara pada talk show kali ini. Dalam talk show-nya Ernest membahas mengenai realita industri kreatif zaman ini dan peran generasi milenial di dalamnya. “Sebenarnya sinergi kreatif itu sinergi antara orang yang membuat dan orang yang menikmati. Maksudnya, industri film Indonesia juga nggak akan bisa maju kalau nggak ada penontonnya, jadi kita saling mendukung. Tanggung jawabnya pembuat film adalah membut film yang layak ditonton. Kalau menjadi pelaku industri kreatif sekarang momen yang sangat menyenangkan sekali, karena secara definisi industri kreatif itu subsektornya ada 14,” ujar Ernest. Diakhir talk show-nya, Ernest memberika pesan pada peserta. “Jadi tementemen ini ‘kan masih muda, dan akan melalui banyak fase kehidupan. Apapun yang kau perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia,” tuturnya.

Di penghujung acara, C.I.A diramaikan dengan foto bersama peserta dengan Ernest. Theodoron berharap dari adanya acara ini dapat membuat peserta terbuka akan adanya budaya yang beragam. “Semoga pikirannya lebih terbuka tentang budaya. Tidak menyangkut-pautkan isu-isi budaya, apa lagi memperparah. Jadi kita lebih open minded, dan ternyata pengalaman pahit itu bisa diubah menjadi suatu karya yang luar biasa,” ujarnya.

Sobat GENTA, mari tunjukkan kreativitas kita sebagai generasi milenial dalam bidang kita masing-masing.

About the author /