Jalin Silaturahmi bersama BEM UGM di Masa Pandemi

Fotografer:  Justin Prawiro

Jalin Silaturahmi bersama BEM UGM di Masa Pandemi

Oleh: Gabriele Tjiphanata

Sabtu (29/5/2021), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UK Petra melakukan rangkaian studi banding ke Universitas Gadjah Mada (UGM) secara virtual melalui Zoom. Kunjungan virtual ini berlangsung pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB. Pada kesempatan ini, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UK Petra, Arja Sadjiarto, S.E., M.Ak., Ak., memberikan sambutan terbuka. Arja memberikan apresiasi kepada BEM UK Petra dan BEM UGM yang sudah melangsungkan kegiatan kunjungan virtual antar universitas. “Semoga nanti bisa lebih akrab satu sama lain dan bisa jalin kolaborasi,” ujar alumni UGM angkatan 1987 ini. 

Selanjutnya, Ricky Ciputra selaku Ketua BEM UK Petra 2020/2021 turut menyampaikan sambutannya. Ia berharap, kunjungan virtual ini dapat berdampak bagi masing-masing pihak. “Melalui kunjungan ini, kita bisa jalin silaturahmi, jalin hubungan baik, dan siapa tahu bisa berkolaborasi kemudian hari,” ujar Ricky. Muhammad Farhan selaku Presiden Mahasiswa BEM UGM juga menyampaikan apresiasinya kepada teman-teman yang mengikuti kunjungan ini. “Aku berharap, pertemuan ini tidak hanya sekadar sharing, tetapi ada satu hal yang mungkin dari bidang kemahasiswaan, masyarakat, dan bahkan politik, kita ada satu produk yang bisa digarap bareng,” ungkap Farhan.

Setelah itu, Ricky dan Farhan mempresentasikan sekilas mengenai sistem dan cara kerja masing-masing BEM. Melalui kabinet yang dikenal dengan kabinet ‘Garam’, BEM UK Petra ingin menjadi Lembaga Kemahasiswaan yang dapat melayani, menginspirasi, berkolaborasi, dan mengalami transformasi hidup yang berdampak bagi UK Petra dan Indonesia. Sedangkan, melalui kabinet ‘Arus Balik’ milik UGM, BEM UGM ingin menolak arus utama dan melawan dengan karya. ‘Arus Balik’ sendiri adalah tentang kemauan untuk melakukan refleksi bersama lalu bergerak mendobrak status quo dengan menghasilkan karya nyata untuk melengkapi perjuangan dan pergerakan bertujuan. Farhan juga menjelaskan tiga fokus isu dalam BEM UGM. Ketiga fokus isu tersebut adalah perlindungan atas akses pendidikan, kegiatan akademik, dan kebebasan akademik; perlindungan dan jaminan kesetaraan hukum serta pemberlakuan pemerintah terhadap masyarakat; kesetaraan dan kemudahan akses hak bagi masyarakat. 

Setelah mendengarkan presentasi, setiap peserta kemudian dibagi ke dalam breakout room sesuai dengan bidang yang telah ditetapkan antara lain; bidang bakat minat, PKM, dan UKM; bidang komunikasi; bidang proyek sosial; bidang nasionalisme; bidang internal; serta bidang analisis. Pada breakout room bidang bakat minat, Muhammad Aulia Anis selaku perwakilan UGM bertanya mengenai mekanisme UKM dan club di UK Petra. Evan selaku perwakilan UK Petra kemudian menjawab dengan menjabarkan keuntungan yang didapatkan UKM. “UKM di UK Petra itu mendapat pendanaan langsung dari pihak universitas, dapat kredit poin juga, tidak seperti club. Untuk club bisa menjadi UKM itu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Namun, kita terus mendorong dan membantu club agar bisa menjadi UKM melalui kolaborasi antar event dan juga membantu dalam proses pengajuan proposal hingga LPJ,” jelasnya. Setelah sesi diskusi, setiap peserta kemudian kembali ke dalam ruangan utama untuk melakukan foto bersama dan doa penutup. 

Wah, keren sekali ya studi banding antar kedua BEM ini, Sobat GENTA! Melalui kunjungan virtual ini, kita dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bisa diterapkan ke depannya. Selain itu, kita bisa saling berbagi pengalaman guna mengembangkan keterampilan agar mampu berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Semoga, BEM UK Petra dan BEM UGM bisa berkolaborasi di kemudian hari, ya!

About the author /