Generasi Muda dan Perannya dalam Berpolitik

Fotografer : Samantha Prijadi

Generasi Muda dan Perannya dalam Berpolitik

oleh : Yenny Chandra

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kristen (UK) Petra mengadakan acara Diskusi Pendidikan Politik Dasar (DPPD) pada Sabtu (6/3/21) melalui Zoom. Mengusung tema “Tular Kritis Berpolitik”, acara ini berharap generasi muda mampu memahami peran mereka dalam kondisi politik di Indonesia. 

Pada pukul 12.00 WIB, Monica Subijanto selaku ketua penyelenggara membuka acara dengan kata sambutannya. Monica berharap, peserta mengetahui betapa pentingnya berpikir kritis dalam politik. Arja Sadjiarto, S.E., M.Ak., Ak., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UK Petra turut memberikan kata sambutannya. Arja menjelaskan, politik adalah tentang bagaimana mencapai tujuan yang baik. Menurutnya, acara seperti ini dapat terus dilakukan tiap tahun agar generasi muda mau peduli terhadap perkembangan negara. 

Acara kemudian dilanjutkan dengan talk show oleh Edbert Gani Suryahudaya, selaku peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial di Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Edbert menjelaskan tantangan generasi saat ini mengenai peran mereka dalam politik. Platform media sosial sekarang bisa dibayar oleh inauthentic actors  —dalam hal ini aktor politik— untuk menyebarkan disinformation. Disinformation adalah informasi palsu yang sengaja disebarkan untuk menipu.  “Karena perkembangan zaman, medium untuk menyebarkan politik menjadi berbeda, dan opini publik menjadi berbeda juga. Ini yang perlu kita perhatikan,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Edbert juga mengingatkan peserta untuk tidak menganggap demokrasi adalah hal yang wajar dan biasa. Kebebasan berpendapat di media sosial saat ini merupakan hasil dari sebuah perjuangan yang harus dijaga. Ia berpesan, “Banyak generasi muda sekarang yang malah merasa zaman orde baru mungkin lebih baik. Nah, ini yang keliru, sistem demokrasi kita belum optimal, tapi bukan berarti lebih buruk. Mungkin teman-teman belum memahami dan mengalami, jadi mikirnya orde baru mungkin lebih enak. Padahal, demokrasi kita ini sudah jauh berkembang, hanya perlu dioptimalkan.” 

Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh peserta. Salah satu peserta bertanya mengenai pelaksanaan Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang menjadi polemik di Indonesia. Edbert memaparkan, jika melihat dari sisi hukum, belum ada kejelasan mengenai batasan dalam berpendapat. Interpretasi orang-orang dalam menanggapi suatu isu tidak pasti sama. Menurutnya, UU ITE masih belum memuat batasan yang jelas, menjadikannya sebagai pasal ‘karet’. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama, agar masyarakat sama-sama tidak saling lempar ‘delik aduan’. Pada akhir acara, peserta dibagi ke dalam beberapa breakout room untuk melakukan diskusi. 

Nah, Sobat GENTA, kebebasan berpendapat dan berekspresi saat ini merupakan hasil dari perjuangan yang panjang. Maka dari itu, kita harus bijak dalam menjaga kebebasan tersebut. Meskipun tidak terlibat langsung dalam politik, kita bisa ikut berpartisipasi dengan mencari tahu dan memahami perkembangan kondisi politik yang ada. Yuk, mulai peduli terhadap perkembangan politik Indonesia! 

About the author /