Page 7 - GENTA 154
P. 7
OPINI
dalam mengekspresikan pengalaman atau yang harus berkeinginan kuat untuk
pemikiran tertentu. Secara garis besar, mempelajari sastra yang penuh manfaat.
sastra terdiri dari novel, cerita/cerita pendek Mengapa? Karena sesungguhnya karya
(tulis/lisan), syair, pantun, drama, dan sastra selalu sarat dengan nilai-nilai moral.
lukisan/kaligrafi (http://usu.ac.id/repostory/ Selain itu, sebagian besar karya sastra juga
html). menggambarkan latar dengan jelas.
Ada beberapa pengarang Indonesia Tak dapat dielakkan, kemajuan karya
yang terkenal dengan tulisan karya sastra di Indonesia sangat ditentukan oleh
sastranya. Salah satunya ialah Pramoedya generasi muda saat ini. Apabila generasi
Ananta Toer yang terkenal dengan ini tidak ingin memahami mengenai
karyanya “Panggil Aku Kartini Saja” (1962), karya sastra lebih jauh, maka karya
dimana pada karya sastranya ini, dia sastra di Indonesia akan secara perlahan
menyikapi dan membahas lebih jauh menghilang. Sehingga hal ini akan memicu
bagaimana seorang wanita muda yang sulitnya generasi mendatang untuk lebih
pada zaman kolonialisasi, memberanikan mencintai karya sastra. Padahal, melalui
diri keluar sebagai penggerak emansipasi karya sastra, kekayaan Indonesia dapat lebih
wanita tanpa kenal lelah dan takut. Dalam diungkapkan dengan begitu indah melalui
buku ini, Pramoedya berhasil menonjolkan ‘kata’. Karena itu, sebagai penerus bangsa,
karakter R.A. Kartini yang kuat beserta kita harus menjaga “aksara bangsa” yang
kondisi sosial budaya yang menyertainya. kian menghilang dengan membangkitkan
rasa cinta kita terhadap sastra.
Anak-anak muda zaman sekarang
jarang ada yang ingin mempelajari Maka dari itu , bagi para pemuda
mengenai kesusastraan, karena dianggap pemudi Indonesia mari kita melestarikan
sebagai hal yang kuno dan tidak berguna dan lebih menjunjung tinggi pembelajaran
di masa depan. Hal ini semakin didukung sastra di Indonesia maupun dunia. Dengan
dengan penggunaan diksi yang tidak sesuai begitu kita dapat menyelamatkan karya-
dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia karya sastra yang hampir hilang dari
(KBBI) atau menggunakan ejaan lawas. Anak peredaran masyarakat Indonesia maupun
muda zaman sekarang yang sebagian besar dunia.**
memiliki kemampuan berbahasa yang
rendah akibat tergesernya bahasa baku
dengan bahasa sehari-hari tentu semakin
kesulitan untuk memahami penggunaan
diksi yang ada di karya sastra.
Namun sebenarnya dalam sastra
lama, tidak semua susunan katanya sulit
dipahami. Katakanlah saja dongeng.
Dongeng itu sendiri banyak jenisnya,
setidak-tidaknya terbagi menjadi lima
bagian, yaitu mitos, legenda, fabel, dongeng
jenaka, dan saga. Dengan demikian, kata
yang rumit bukanlah penghalang dalam
mempelajari sastra, melainkan manusialah
GENTA l 5