SEBUNG: Merajut Hidup dengan Sebungkus Nasi

“Gerakan #SemangatBerbagi, perbaiki empati.”

Berawal dari kegelisahan pribadi terhadap banyaknya kaum dhuafa dan tunawisma, terbentuklah sebuah komunitas yang dinamai Sego Bungkus atau Sebung. Komunitas yang lahir pada 12 Desember 2012 ini diprakarsai oleh mahasiswa jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (IPOL-FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya bernama Ian. Dalam menjalankan gerakan ini, Ian tidak sendiri. Ia dibantu oleh kedua temannya, I Made Arga dan Esta. Mereka ingin menyebarkan virus #SemangatBerbagi kepada muda-mudi yang ada di Surabaya.
Gerakan ini diawali hanya dengan membagikan 20 bungkus nasi yang dibeli di sekitar kampus saat tengah malam. Mulanya, pembagian nasi bungkus ini dilakukan secara spontan atau dibagikan kepada siapapun kaum dhuafa dan tunawisma yang mereka temui. Namun lama-kelamaan, mereka merubah target dan mulai mengincar masyarakat dengan pendapatan 50 hingga 70 ribu rupiah per harinya. Mereka melakukan survei dan mendata masyarakat yang memenuhi persyaratan mereka. Setiap Jumat pukul 9 malam, anggota komunitas Sebung berkumpul di depan perpustakaan Kampus B UNAIR. Kemudian, mereka mulai bergerak pada pukul 10 malam. Terdapat dua rute yang dilalui oleh komunitas ini: rute utara yang melalui Gelora 10 November, Kya Kya, Pasar Besar dan Stasiun Semut, serta rute selatan yang melalui Pasar Pucang Ngagel, Wonokromo, dan Darmo Trade Centre (DTC).
Tahun demi tahun berganti, dan komunitas Sebung telah mengalami banyak perkembangan. Sebung kini berevolusi menjadi komunitas yang lebih berdampak dan tetap bermanfaat bagi kaum dhuafa dan tunawisma. Kini dalam perjalanan menuju tahun ketujuh, Sebung bergerak menjadi sebuah komunitas yang inovatif, terstruktur, namun tetap independen. Sebung bukan lagi sekedar pasukan pemadam kelaparan, tapi juga penyebar “Semangat Berbagi”.
Selain membagikan nasi bungkus kepada tunawisma, Sebung juga sering melakukan kegiatan sosial lain, di antaranya Sebung Goes to Panti, Ngabuburit Asik, Harmoni Kemerdekaan, dan Sebung Anniversary. Sebung Goes to Panti adalah kunjungan ke panti asuhan yang diadakan satu atau dua bulan sekali untuk memfasilitasi para penggerak Sebung yang tidak bisa ikut berbagi nasi bungkus pada malam hari. Ngabuburit Asik adalah kegiatan yang diadakan setiap bulan Ramadhan di mana anggota komunitas mengajak anak-anak panti asuhan untuk ngabuburit dengan berbagai kegiatan yang ada. Selain itu, ada Harmoni Kemerdekaan, kegiatan yang diadakan pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) di bulan Agustus. Pada acara ini, Sebung membuat sebuah acara 17 Agustusan dengan menggabungkan panti asuhan Islam dan panti asuhan Kristen. Maksud diadakan acara ini untuk menumbuhkan rasa toleransi terhadap satu sama lain. Ada pula Sebung Anniversary, kegiatan malam keakraban yang bertujuan untuk menyatukan semua sukarelawan dan pengurus Komunitas Sebung yang ada. Pada acara ini, mereka juga mengundang anak-anak penyandang disabilitas untuk menanam pohon bakau di daerah Mangrove Wonorejo.
Dalam perjalanannya, mereka kerap menghadapi tantangan dalam menumbuhkan empati di tengah masyarakat agar tergerak mengikuti kegiatan-kegiatan ini. Tak jarang maksud baik komunitas ini disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Mereka menunjukkan empati hanya sebagai ajang pamer atau media mencari ketenaran. Namun, Sebung tetap terpacu untuk bergerak dengan harapan mereka mampu menumbuhkan rasa empati untuk orang-orang di lingkungan sekitar mereka. Tidak hanya itu, Sebung juga berharap dapat mengurangi masalah sosial di Indonesia seperti kemiskinan, dengan cara membagikan nasi bungkus kepada masyarakat yang membutuhkan.
×
×
×