Fotografer: Christopher Mathew
Terus Berjuang Melampaui Mimpi
Oleh: Madya Wahyu
Di saat pandemi Covid-19 menuntut hampir semua aktivitas permainan dan olahraga ditiadakan, catur justru menunjukkan eksistensi dan kesanggupan beradaptasi. Menilik hal tersebut, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Catur Universitas Kristen (UK) Petra mengadakan webinar bertajuk “Catur di Masa Pandemi”. Acara ini digelar secara daring melalui media Zoom pada Sabtu (26/02/2022).
Tepat pukul 10.30 WIB, Noerman Chandra dan Victor Wibisono sebagai master of ceremonies (MC) mengawali acara dengan doa pembuka. Selanjutnya, Azarya Kairossutan selaku ketua acara menyampaikan kata sambutannya. Ia berharap agar peserta dapat terus berkarya walau berada di situasi pandemi. Kemudian, panitia memutarkan video berisikan penghargaan-penghargaan yang diraih oleh pembicara.
Memasuki sesi selanjutnya, William dan Ryan Inka sebagai moderator menyambut Irene Kharisma Sukandar selaku pembicara. Pada webinar ini, Irene membagikan kisah di balik kesuksesannya sebagai pecatur profesional dan peraih gelar Woman Grandmaster (WGM). Berawal dari mimpi sederhana, Irene terinspirasi oleh pecatur junior yang mengikuti kejuaraan di luar negeri. Hal ini akhirnya menghidupkan ambisi Irene untuk menjadi pecatur profesional. “Waktu kecil, orang tua selalu bilang harus memupuk mimpi, dan mimpi ini akan menjadi kekuatan. Nah, mimpi saya sangat sederhana, saya ingin sekali melihat salju di luar negeri,” ujarnya.
Irene pernah menjadi juara saat berusia sembilan tahun di kejuaraan nasional kategori anak berusia empat belas tahun. Prestasi ini tentu dapat dikatakan sebagai langkah gemilang dari segudang prestasi yang Irene raih. “Kalau orang bilang hidup mengalir, itu benar. Mengalir dengan penuh perhitungan. Metode belajar saya dengan pola belum tentu sama dengan Anda. Temukan cara belajar paling efektif untuk diri sendiri,” jelasnya. Menurut Irene, sebelum mulai melangkah, seseorang perlu memikirkan orientasi terlebih dahulu.
Siklus di balik kesuksesannya sebagai pecatur hingga menyandang gelar WGM saat berusia enam belas tahun, antara lain: latihan, bermain, dan analisis. “Hal yang selalu saya lakukan adalah latihan dengan mempelajari berbagai pola taktik supaya memperkaya perbendaharaan taktik. Lalu, saya mengaplikasikannya saat bermain sambil menganalisis kelemahan permainan diri dan kekuatan lawan,” tambahnya. Irene juga selalu memetik buah pembelajaran dari setiap kompetisi yang dilalui. Baginya, menang ataupun kalah, pasti terdapat suatu hal yang bisa dipelajari.
Selama hampir dua puluh tahun berkecimpung di dunia catur, Irene tentu pernah menghadapi berbagai tantangan. Menyoroti situasi pandemi dan teknologi yang kian berkembang, kesanggupan catur dalam beradaptasi dapat dibuktikan dari banyaknya aplikasi maupun website untuk bermain catur. Namun, menurut Irene, hal ini cukup merugikan pecatur profesional. Pasalnya, pecatur harus mengikuti pertandingan secara langsung untuk mendapatkan gelar. Tak hanya itu, Irene juga pernah merasakan jenuh. Akan tetapi, ia selalu memberikan waktu untuk menyenangkan dirinya sendiri dan mengombinasikan hobi-hobinya. “Hobi sebaiknya mempunyai tiga unsur, yaitu menghasilkan materi, menjaga kesehatan, dan merilekskan pikiran.”
Acara dilanjutkan dengan sparring bersama melalui website lichess.org. Blessing selaku siswa SMPN 01 Salatiga berkesempatan untuk melawan Irene. Sementara itu, peserta yang lain juga turut bermain satu lawan satu. Memasuki penghujung acara, doa dan foto bersama pun menutup rangkaian acara ini.
Setiap orang pasti mempunyai mimpi. Namun, dalam mewujudkan mimpi diperlukan keberanian. Ada banyak jalan yang menjadi pilihan untuk meraih mimpi. Jadi, jangan ragu untuk merangkai mimpi dengan cara terbaik versi Sobat, ya!