Resiliensi Bisnis di Tengah Turbulensi

Fotografer: Kesya Reggina Yaputri

Resiliensi Bisnis di Tengah Turbulensi

Oleh: Catherine Ivana 

Menggarap bisnis di usia belia merupakan pencapaian yang mengesankan. Kendati demikian, tidak dapat dimungkiri, pebisnis muda pun akan menghadapi tantangan-tantangan tersendiri. Menyoroti hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kristen (UK) Petra menyelenggarakan babak final dari kegiatan Business Adaptability Challenge (Balance) pada Rabu (04/05/2022). Sebelumnya, seluruh rangkaian kegiatan telah digelar sejak Rabu (27/04/2022) hingga Minggu (01/05/2022) secara daring melalui media Zoom. 

Balance sendiri merupakan kompetisi bisnis guna mengembangkan potensi kaum muda Indonesia dalam membangun bisnis yang berkelanjutan. Mengadopsi tema “Resilience Through Adversity”, kompetisi ini diharapkan dapat menjadi ajang bagi generasi muda untuk memperoleh kekuatan baru. Kekuatan inilah yang nantinya akan diasah untuk bangkit dalam menghadapi masalah bisnis yang kian terjadi. 

Wilson Luis dan Catherine selaku master of ceremonies (MC) membuka acara pada pukul 16.50 WIB. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi presentasi serta tanya jawab terkait ide bisnis oleh masing-masing empat kelompok finalis. Sesi presentasi ini menghadirkan tiga dewan juri, yakni Juliana Caesaria Tandung, S.E., M.Sc., Trixie Nova Bella Tandijaya, S.M., M.M., dan Felycia Eri Putri Suprano, S.E., M.M..

Seusai itu, acara dilanjutkan dengan international talk show oleh Gitta Amelia selaku pembicara. Gitta mengungkapkan, motivasi terbesarnya untuk menjadi seorang venture capitalist adalah adanya peluang pasar yang tinggi. Terlepas dari itu, ia pun berkeinginan untuk belajar mengenai cara kerja berbagai macam industri. Setelah itu, ia menjelaskan langkah-langkah vital dalam memulai sebuah bisnis. Pebisnis muda harus memahami target pemasaran, merancang solusi yang tepat terhadap masalah bisnis yang ada, merencanakan sumber keuangan, menentukan model bisnis yang ingin ditekuni, mengalokasikan sumber daya manusia secara tepat, dan mempersiapkan diri secara mental.

Dalam kesempatan ini, Co-Founder Secondate Beauty yang satu ini turut membahas prinsip yang ia pegang dalam membangun sebuah bisnis. Gitta menjelaskan, kegagalan dapat dijadikan sebagai batu pijakan untuk menyongsong kesuksesan di masa depan. Sebab, kegagalan menjadi permulaan dari perjalan bisnis yang akan ditempuh. “You never truly fail until you give up”, tegas Gitta. Sebab, sosok pebisnis yang sukses adalah mereka yang cerdas dan aktif dalam mendengar saran orang lain. Lantas, kita juga perlu keberanian yang kuat untuk beradaptasi. Memasuki penghujung acara, MC mengumumkan pemenang lomba. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama dan doa. 

Inovasi merupakan langkah mutlak yang harus kita ambil apabila ingin menjadi relevan di tengah gempuran perubahan zaman. Sebab, pemimpin dunia bisnis merupakan sosok yang cakap dalam menghindari goncangan serta mengatasi krisis. Oleh karena itu, Sobat GENTA harus gencar menciptakan ide bisnis yang revolusioner sejak dini. Yuk, jadi pebisnis yang adaptif dan inovatif walaupun berada di tengah turbulensi perubahan!

About the author /