Beribu Langkah dengan Besi

Berawal dari usaha perakitan kaki palsu pada tahun 1984, kini Surabaya Prosthetic Orthopedic Workshop (SPO) dapat memproduksi sendiri kaki palsunya, mulai dari komponen hingga proses penyusunnannya. Workshop yang dirintis oleh Chandra Lukmanto (58) ini terletak di Jalan Karang Menur II no.8. Akses menuju ke sana dapat dilalui kendaraan roda dua atau empat, serta cukup mudah ditemukan karena berada di kompleks perumahan.
Di tahun pertama, Chandra hanya mampu menjalankan usaha perakitan kaki palsu, karena keahlian yang masih terbatas. Ia mengimpor bahan baku dari negara seperti Cina, yang nantinya akan dirakit sendiri. Selang beberapa tahun, Chandra tidak hanya belajar cara merakit kaki palsu, namun ia juga belajar membuat komponen-komponennya dari pelatihan yang diadakan oleh ahli dari Taiwan.
Dalam proses produksi, bagian-bagian dari kaki palsu dipisah untuk dibuat masing-masing, misalnya pada pembuatan telapak kaki. Untuk membuat telapak kaki, kayu cendana muda yang tersedia dipotong sesuai bentuk dan ukuran yang telah ditentukan. Setelah itu, kayu yang telah dibentuk digabungkan dengan bagian seperti sol sebagai penghubung persendian. Lalu, sesudah digabungkan kayu tersebut dicetak pada alat pencetak telapak kaki. Begitu telapak kaki selesai, bagian tersebut akan digabungkan dengan bagian lainnya seperti pergelangan, lutut, betis dan tabung paha.
Chandra berpendapat produksi kaki palsunya berkualitas internasional. Kaki palsu buatannya merupakan hasil dari pengembangan metode yang sudah ia pelajari baru-baru ini dari seorang ahli yang berasal dari Inggris. Dengan memberikan garansi satu tahun, Chandra menjamin bahwa produk buatannya dapat bertahan lebih dari 30 tahun.
Chandra memproduksi dua tipe kaki palsu, yaitu tipe otomatis dan manual. Bedanya, pada tipe manual tidak memiliki kunci persendian otomatis, sehingga persendian rentan untuk menekuk sendiri ketika diberi tekanan. Pada tipe otomatis sudah dilengkapi kunci persendian, sehingga ketika persendian diberi tekanan tidak akan menekuk sendiri. Hal lain yang membedakan adalah durasi rehabilitasi pasien. Untuk tipe manual durasi rehabilitasi dan adaptasi bisa memakan waktu seminggu, sedangkan untuk tipe otomatis hanya memerlukan waktu dua sampai tiga hari. Ditambah lagi, tipe manual merupakan hasil dari pelatihan yang ia terima, sedangkan tipe otomatis merupakan hasil kreasi dan pengembangan Chandra sendiri.
Karena produksi kaki palsu di SPO berkualitas internasional, Chandra mematok harga cukup tinggi. Kisaran harga yang ditawarkan antara 18 sampai 20 juta rupiah tergantung dari tipe pesanan. Harga tinggi tersebut diklaim sebanding dengan kualitas yang diberikan. Selama ini, Chandra belum pernah mendapat keluhan tentang kaki palsu buatannya, sebaliknya justru mendapat respon baik dari pasiennya.
Membuka usaha di bidang pembuatan pengganti alat tubuh (protese) memiliki banyak tantangan. Salah satunya, Chandra mengalami kesulitan mendistribusikan produknya, karena bermasalah pada surat perizinan distribusi yang sudah enam tahun tak kunjung rampung. Karena harga yang tinggi, produksi kaki palsunya tidak dijual di rumah sakit, Chandra hanya melayani pesanan perorangan. Ke depannya, Chandra ingin memproduksi kaki palsu dengan harga terjangkau dan dapat didistribusikan di Indonesia.
×
×
×