PERS KAMPUS, NYARIS MAMPUS(?)

          Sabtu, 15 Maret 2014 kemarin Pers Mahasiswa GENTA genap berusia 50 tahun. Dalam memperingati hari jadinya yang ke-50, GENTA mengadakan Seminar Regional yang bertemakan Pers Kampus Nyaris Mampus. Sebuah tema yang dapat memotivasi GENTA untuk lebih maju dan kreatif dalam menyajikan informasi, serta semakin mendapatkan perhatian dari mahasiswa, khususnya dari Universitas Kristen Petra (UK Petra). Seminar regional yang diadakan di Auditorium UK Petra ini terbilang bermanfaat bagi peserta, terkhusus bagi mereka yang berkecimpung dalam Lembaga Pers Mahasiswa.

           Seminar berskala regional ini menghadirkan pembicara yang berpengalaman, yakni Ir. Satrio Arismunandar, M.Si., MBA selaku praktisi pers, dan Prof. Liliany Sigit Arifin, M.Sc., Ph.D selaku Mantan Pembina Pers Mahasiswa GENTA periode 80-an. Turut hadir pula Anggota Pers Mahasiswa dari universitas lain, diantaranya Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, Universitas Negeri Malang, UPN Veteran Jatim, Universitas Surabaya, Universitas Muhammadiyah Gresik, IKIP PGRI Madiun, IAIN Sunan Ampel, Universitas Islam Blitar, Universitas 17 Agustus Surabaya, Universitas Katholik Widya Mandala, dan Institut Sunan Giri Ponorogo.

Salah satu peserta menyaksikan exhibition

Peserta menyaksikan display majalah exhibiton

      Mario Pattiwael Setiawan selaku ketua acara mengungkapkan bahwa tema “Pers Kampus Nyaris Mampus” ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan motivasi bagi mahasiswa-mahasiswi untuk semakin memajukan eksistensi keberadaan pers di kampus mereka. Dengan kehadiran rekan-rekan dari universitas lain diharapkan juga dapat saling sharing tentang bagaimana kondisi dan bentuk pers mahasiswa yang ada di kampus mereka. Selain itu, Cendana Putra selaku Ketua Pers Mahasiswa GENTA 2013-2014 juga berharap agar melalui acara seminar regional ini dapat menumbuhkan semangat untuk terus dapat menyajikan berita yang bermanfaat dan juga menjadikan sebuah majalah kampus sebagai sesuatu hal yang kehadirannya dinanti oleh mahasiswa. Tak hanya itu saja, mahasiswa Prodi Teknik Arsitektur ini juga berharap agar dengan umur yang ke-50 tahun, GENTA dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa UK Petra.

         Terbagi menjadi tiga sesi utama yang dipandu oleh seorang moderator, yakni Desi Yoanita, S.Sos., M.Med.Kom., selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UK Petra. Sesi pertama diisi dengan seminar yang disampaikan oleh Ir. Satrio Arismunandar, M.Si., MBA dan dilanjutkan oleh Prof. Liliany Sigit Arifin, M.Sc., Ph.D. Dalam sesi ini banyak dijelaskan tentang Lembaga Pers Mahasiswa, mulai dari bagaimana fungsi dan peran pers, bagaimana kondisi pers pada era pemerintahan Soekarno dibandingkan dengan pers masa kini, serta bagaimana sikap pers mahasiswa dalam menyajikan sebuah informasi. Prof. Liliany Sigit Arifin, M.Sc., Ph.D mengatakan, “Mahasiswa adalah seorang yang berintelektual tinggi dan cara pemikiran kita pun juga harus melambangkan keintelektualan kita. Sebagai Lembaga Pers Mahasiswa, kita harus menjadi teladan dan bisa menyajikan berita yang akurat dan relevan dengan fakta serta status kita sebagai mahasiswa yang berintelektual.

Sesi tanya jawab

         Sesi kedua ialah open forum melalui sebuah sesi tanya jawab yang diajukan oleh mahasiswa kepada pembicara. Dalam sesi tanya jawab ini terlihat keantusiasan dan keaktifan mahasiswa. Dibalik kelelahan mereka, peserta tetap memperhatikan materi yang disampaikan serta ingin mengetahui lebih dalam lagi. Hal ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan peserta. Sesi tanya jawab berlangsung menarik, mahasiswa saling berebut untuk mendapatkan kesempatan bertanya langsung kepada pembicara.

         Berakhirnya sesi kedua dilanjutkan dengan break makan siang. Sesi ketiga ternyata tidak menyurutkan semangat para peserta. Dalam sesi ini tidak kalah serunya dengan sesi sebelumnya. Mahasiswa yang hadir bisa saling sharing tentang bagaimana kondisi Lembaga Pers Mahasiswa yang ada di kampus mereka. Keakraban, canda tawa, keaktifan, serta kedekatan antar mahasiswa pun semakin terlihat. Walaupun baru pertama kali bertemu tetapi mereka dapat dengan mudah menyesuaikan diri. Untuk lebih mencairkan suasana, dihadirkan pula penampilan band. Acara ditutup dengan penyampaian kesan dan pesan serta doa oleh MC.

         Banyak hal baru yang diperoleh melalui seminar ini. Tidak hanya teman baru dan pengalaman baru saja yang kita dapatkan. Salah satunya yaitu bagaimana kita sebagai Lembaga Pers Mahasiswa tidak hanya menjadi sebuah corong, melainkan juga harus bisa menjadi sebuah obor kebenaran dimanapun kita berada. Dengan demikian, eksistensi keberadaan Lembaga Pers Mahasiswa pun dapat diakui dan tidak ada lagi kata Pers Kampus nyaris mampus!. (Yul/Ast)

Foto bersama

Foto: Moses/Vicky

About the author /


Post your comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *