Patahkan Stigma, yang Muda yang Berkarya

Fotografer : Jeremy S.K

Patahkan Stigma, yang Muda yang Berkarya

Oleh: Clarisa Michelle Eugenia

Pers Mahasiswa (PERSMA) Universitas Kristen (UK) Petra mengadakan acara Unjuk Karya Milenial (UKM). UKM sendiri merupakan ajang bagi siswa Sekolah Menegah Atas (SMA) dan mahasiswa untuk menunjukkan kebolehannya dalam bidang pembuatan poster dan fotografi. Acara ini terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya penjurian karya yang diadakan pada Jumat (15/2/2019), workshop mengenai fotografi jurnalistik oleh Anton Kusnanto, S.Sos. pada Sabtu (23/2/2019) di Ruang Audio Visual Gedung T (AVT) 502, presentasi karya finalis pada Sabtu (9/3/2019) di Ruang P06.15 UK Petra, dan diakhiri dengan awarding night yang dilaksanakan bersamaan dengan HUT GENTA ke-55 pada Rabu (20/3/2019).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Joya Exelcia Sandjaja, selaku ketua panitia UKM, acara ini dilaksanakan dengan berlatar belakang dari eksistensi generasi milenial di kalangan masyarakat modern. Sudah menjadi rahasia umum bahwa generasi milenial merupakan generasi yang dipandang apatis, egois, mementingkan diri sendiri, dan tidak berjiwa patriotisme. Namun, tidak semua stigma masyarakat itu benar. Generasi milenial juga merupakan generasi yang mampu untuk menunjukkan potensi yang mereka miliki melalui karya yang mereka ciptakan. Berlatar belakang dari hal tersebut, UKM tahun ini mengangkat judul “Indonesia Dalam Genggaman Muda Mudi”. Judul ini diangkat dengan harapan peserta semakin sadar bahwa inilah saat bagi mereka untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara penggambaran visual yang mereka tumpahkan dalam karya poster maupun fotografi.

Pada UKM tahun ini karya peserta dinilai oleh tiga juri, yaitu Desi Yoanita, S.Sos., M.Med.Kom., yang merupakan Dosen dari Fakultas Ilmu Komunikasi UK Petra, Asthararianty, S.Sn., M.Ds., yang merupakan dosen dari Fakultas Seni dan Desain UK Petra, dan Anton Kusnanto, S.Sos. yang merupakan fotografer dari Suara Surabaya. Dari seluruh peserta, dipilih lima orang dari masing-masing kategori untuk maju ke babak final. Pada babak final, peserta akan mempresentasikan karya mereka. Setelah melalui babak presentasi, akan dipilih tiga karya terbaik dari masing-masing kategori yang berhak untuk menyandang juara I, II, dan III. David Cahya Kusuma, salah satu peserta UKM, mengaku bahwa ia mendapat banyak pelajaran baru ketika mengikuti ajang ini, khususnya ketika workshop. “Selama ini saya hanya dokumentasi biasa, namun untuk foto jurnalistik ini baru pertama kali, jadi melalui workshop itu saya dapat banyak sekali pelajaran baru”, ujar David.

“Harapan saya ajang ini tetap ada, ajang ini sangat perlu, ajang ini sangat penting, untuk menambah jam terbang pada anak muda yang tertarik dalam bidang fotografi, dan poster. Milenial harus berkarya, tanpa karya milenial tidak akan dipandang. Siapa pun, sekarang yang dipandang adalah karyanya. Selama masih muda bikinlah monumen untuk diri kita sendiri agar orang lain mengingat kita itu karya kita,” terang Anton. Dari penuturan Anton, terbukti bahwa ajang seperti ini baik diadakan karena dapat menjadi wadah bagi kaum milenial untuk terus berkarya dan menunjukkan eksistensi dirinya di kalangan masyarakat melalui hal yang sederhana.

Melalui proses yang telah dijalani oleh peserta selama kurang lebih dua bulan, Joya berharap bahwa melalui acara ini generasi milenial, khususnya peserta, semakin sadar bahwa inilah saat bagi mereka untuk berkarya. “Dengan adanya lomba Unjuk Karya Milenial, kami berharap anak muda mulai sadar bahwa sekarang saatnya kalian bergerak untuk membangun Indonesia dan bukan hanya generasi sebelumnya saja yang ikut terlibat dalam membangun negeri ini,” tutur Joya.

Nah Sobat GENTA, sudahkan kalian menunjukkan esksistensi sebagai kaum milenial melalui karya yang kalian ciptakan? Jika sudah teruslah berkarya! Jika belum, mari tunjukkan potensimu! Unjuk Karya Milenial, Unjuk Karya Anak Bangsa.

 

About the author /