Mengupas Habis Jurnalistik Dunia Hiburan bersama Glandy Burnama

Fotografer: Evandruce Filbert

Mengupas Habis Jurnalistik Dunia Hiburan Bersama Glandy Burnama

Oleh: Denalyn T. Istianto

Jumat (25/5/2018), Universitas Kristen (UK) Petra kedatangan kembali salah satu alumninya yang telah berhasil terjun ke dunia kerja dengan gemilang. Glandy Burnama, S.Ikom. Alumni Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi UK Petra ini kembali untuk membagikan ilmu dan pengalamannya dalam “Journalism & Entertainment Workshop”.

Dibuka Fanny Lesmana, S.Sos., M.Med.Kom., workshop dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah materi, dan sesi kedua praktik. Sesi pertama, Glandy membagikan konsep yang benar tentang jurnalistik dunia hiburan. Menurut wartawan Show Selebriti dan For Her Harian Jawa Pos ini, ada banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang jurnalistik dunia hiburan. Salah satunya adalah “berita hiburan adalah gosip”. Ini salah! Berita hiburan tetaplah berdasarkan sesuai fakta dan data. Wartawan berita hiburan tetap harus melakukan riset dan mencari narasumber yang sesuai. Sayangnya, dewasa ini banyak berita hiburan yang sekedar mengejar jumlah views, dengan judul yang tak sesuai konteks dan konten. “Artis A dan B bercerai, klik di sini untuk mengetahui alasannya!” Artikel semacam ini sudah tak jarang kita temui di internet.

Menurut alumni Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2010 ini, berita hiburan bukan tipe berita yang gampang. Wartawan tetap harus peka tren dan isu. “Narasumber artis itu susah ditembus,” paparnya. Karena itulah, ketika wartawan akhirnya mendapatkan kesempatan memperoleh informasi dari selebritas atau figur publik lainnya, ia tak boleh datang dengan kepala kosong. Mencari data dan latar belakang sosok serta melakukan riset harus dilakukan. Dengan kata lain, wawancara itu butuh persiapan matang, bukan sekadar “cari dari internet” beberapa jam sebelumnya.

Selain meluruskan mitos-mitos tentang jurnalistik dunia hiburan, Glandy juga membagikan tentang proses pembuatan berita hiburan yang benar. Mulai dari pra-peliputan, proses wawancara, proses penulisan hingga evaluasi. Ia menunjukkan beberapa hasil tulisannya sebagai contoh, mulai dari artikel musik bersama Raisa hingga artikel profil artis Iko Uwais.

“Saya paling ingat kata-kata dosen saya dulu, Miss Fanny, tentang artikel QnA. ‘Tulisan QnA itu lebih kelihatan ‘bego’nya wartawan. Pertanyaan ‘gak penting, ditanyain,’” cerita Glandy ketika menjelaskan penulisan artikel QnA.

Usai pemaparan materi, para peserta workshop diberikan waktu 30 menit berkeliling sekitar UK Petra mencari materi artikel singkat, kemudian menuliskannya dalam waktu lima belas menit. Glandy kemudian membahas beberapa artikel tulisan peserta, mulai jenis artikelnya hingga teknis penulisan.

Meski pesertanya tak lebih dari 20 orang, antusiasme peserta sangat terlihat. Berbagai pertanyaan unik muncul dari berbagai penjuru Laboratorium Media. Tak hanya itu, peserta yang ikut tak berasal dari Prodi Ilmu Komunikasi saja, namun ada juga peserta yang berasal dari Prodi Teknik Sipil.

Semakin penasaran dengan dunia jurnalistik?

About the author /


Post your comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *