Menghargai Perbedaan Melalui Mayors Lecture

Fotografer: Theofilus Natanael W.

Menghargai Perbedaan Melalui Mayors Lecture

Oleh: Yenny Chandra

Departemen Mata Kuliah Umum (DMU) Universitas Kristen (UK) Petra mengadakan Mayors Lecture: “Berani Beraksi, Berani Berbagi”. Kuliah tamu pada Senin (31/5/2021) dimulai pukul 13.00 WIB melalui Zoom dan Youtube. Mayors Lecture sendiri merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan Dies Natalis 60 tahun UK Petra.

Lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan doa pembuka oleh Dr. Ir. Ekadewi Anggraini Handoyo, M.Sc. selaku Dosen Program Studi Teknik Mesin UK Petra mengawali jalannya acara. Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng. selaku Rektor UK Petra memberikan kata sambutan. Djwantoro berharap, hadirin bisa mempertahankan dan mengembangkan warisan bangsa Indonesia yaitu empat pilar kebangsaan dan membagikan kebaikan Tuhan kepada masyarakat luas.

Acara kemudian dilanjutkan dengan talk show yang dipimpin oleh Samuel Soegiarto, M.Th. selaku Dosen DMU UK Petra sekaligus Kepala Pusat Kerohanian UK Petra. Talk show ini menghadirkan dua pembicara yakni, Tjhai Chui Mie, S.E., M.H., selaku Wali Kota Singkawang dan Eri Cahyadi, S.T., M.T., selaku Wali Kota Surabaya. Selain itu, Viona Wijaya, S.H., LL.M., selaku staf Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (HAM RI) dan R. Arja Sadjiarto, S.E., M.Ak., Ak., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UK Petra hadir sebagai penanggap.

Pada kuliah tamu kali ini, kedua pembicara beserta penanggap membahas mengenai cara membangun semangat nasionalisme generasi muda di perguruan tinggi. Tjhai Chui Mie memaparkan mengenai keadaan di Kota Singkawang yang tinggi toleransi, serta terus

diadakannya acara yang melibatkan generasi muda. Menurutnya, Indonesia merupakan satu keluarga sehingga perlu untuk saling menghargai perbedaan yang ada. Arja menambahkan, mahasiswa perlu mempelajari dan paham terlebih dahulu mengenai kisah di balik suatu budaya, agar dapat mencintai budaya itu sendiri. Viona juga mengingatkan, mencintai itu tidak boleh karena paksaan, tetapi harus dari kesadaran diri untuk mempelajari budaya tersebut.

Selanjutnya, Eri menjelaskan, pembangunan Kota Surabaya akan lebih maksimal jika seluruh warga Surabaya—terutama perguruan tinggi—ikut berkontribusi dan membantu pemerintah. Eri juga ingin membuat perkumpulan anak muda yang terdiri dari berbagai suku dan agama untuk bersama-sama menjaga Kota Surabaya. Harapannya, generasi muda dapat terus meningkatkan rasa nasionalisme dan budaya Bhineka Tunggal Ika. “Cintailah negara Indonesia dengan seluruh hati, karena Indonesia terdiri dari berbagai ras, suku, dan agama yang berbeda. Jadi, jangan mengutamakan kepentingan golongan di atas kepentingan bangsa Indonesia,” pesannya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan pemenang giveaway dan penayangan video respons mahasiswa di Indonesia mengenai kebijakan pemerintah di Indonesia. Salah satunya, Mega Nindi dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang memberikan saran kepada pemerintah terkait kebijakan yang ada. Menurutnya, pemerintah perlu memberikan sosialisasi dan menyajikan informasi dengan lebih transparan mengenai kebijakan yang diadakan. Doa penutup kemudian resmi mengakhiri acara hari ini. 

Sebagai bagian dari masyarakat multikultural, alangkah indahnya jika kita dikelilingi rasa nasionalisme dan toleransi yang tinggi. Pengenalan mengenai budaya Indonesia bisa menjadi kunci utama untuk mempelajari dan mencintai budaya kita. Bagaimana dengan Sobat GENTA? Apakah Sobat GENTA sudah mencintai budaya Indonesia?

About the author /