Kepanitiaan UK Petra, Nepotisme atau Nggak Sih?

Illustrator : Tasha Isabella

Kepanitiaan UK Petra, Nepotisme atau Nggak Sih?

Oleh : Eunike Jeannyfer Caroline

Setiap orang pasti memiliki keluarga yang menjadi orang terdekat. Keluarga tidak hanya timbul karena hubungan darah, namun ada juga seorang sahabat atau teman dekat yang dianggap sebagai keluarga. Dengan adanya hubungan ini, seseorang dapat merasa aman dan saling membantu. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dasar manusia akan kasih dari orang lain. Namun, seringkali hubungan ini dapat menyebabkan tindakan yang salah, seperti nepotisme.

Definisi nepotisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kecenderungan untuk mengutamakan atau menguntungkan sanak saudara sendiri, terutama dalam jabatan, pangkat di lingkungan pemerintah. Kata nepotisme berasal dari kata latin “nepos”, yang berarti keponakan atau cucu. Nepotisme dapat dianggap sebagai tindakan ketidakadilan karena lebih mengutamakan hubungan dibanding kemampuan.

Tindakan nepotisme dapat terjadi dimanapun, mulai dari lingkup pemerintahan hingga orgasnisasi kecil seperti kepanitiaan. Lalu apakah nepotisme terjadi dalam kepanitiaan di Universitas Kristen (UK) Petra? Beberapa mahasiswa setuju dengan pendapat ini dan sebagian lagi tidak setuju. Tentunya setiap orang bebas menentukan pendapat mereka. Jadi, yuk kita bahas lebih lanjut.

Dalam suatu acara, terdapat dua cara untuk proses rekrutmen anggota panitia, yaitu rekrutmen terbuka dan tertutup. Perbedaannya terletak pada proses yang dilalui. Jika rekruitmen dilakukan terbuka, maka calon anggota perlu untuk mendaftar dan melakukan wawancara. Sedangkan rekruitmen tertutup akan mencari orang-orang atau kenalan yang sudah berpengalaman dan mampu bekerja dengan baik. Rekrutmen ini yang dapat menimbulkan tanggapan nepotisme. Pemilihan teman dekat dilakukan karena melihat pengalaman calon anggota dan koordinator tidak mengetahui kemampuan dari calon anggota lain yang ingin mendaftar.

Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan koordinator dalam proses rekrutmen. Tidak hanya mengenai kemampuan seseorang, namun juga poin Satuan Kredit Kegiatan Kemahasiswaan (SKKK) dan angkatan mahasiswa. Sebenarnya, keputusan seseorang diterima atau tidak juga  melalui diskusi dengan divisi lain. Seorang koordinator suatu divisi tentu akan memilih anggota yang dapat mendukung acara tersebut dengan kemampuannya, sehingga acara dapat berjalan lancar.

Dibalik suatu keputusan, tentu ada alasan yang mengikutinya. Demikian juga dengan keputusan seorang koordinator dalam menentukan anggotanya. Penilaian bagus atau tidaknya seseorang juga dapat dianggap relatif, karena bergantung pada penilaian koordinator. Jadi, jika belum diterima dalam suatu kepanitiaan jangan pernah putus asa. Manfaatkan waktu yang ada untuk terus mencoba dan mengasah kemampuan.

Mungkin, beberapa kepanitiaan di UK Petra melakukan nepotisme, yang menjadikan wawancara hanya sebagai formalitas. Tetapi, semoga tindakan ini juga tetap didasarkan pada suatu alasan yang jelas, misalnya kemampuan. Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa koordinator pasti akan memilih orang yang dapat memberikan kontribusi positif. Pengambilan keputusan juga dilakukan melalui diskusi dengan koordinator divisi lain. Namun, akan lebih baik lagi jika keputusan dilakukan dengan penilaian yang adil tanpa melihat hubungan pribadi. Sehingga acara dapat berjalan dengan baik dan memberikan nilai positif pada kepanitiaan. Ketika keputusan diambil dengan adil, maka calon anggota akan semangat untuk mendaftar dan menunjukkan kemampuan maksimal untuk bersaing dengan calon anggota lainnya.    

Pendapat mengenai tindakan nepotisme dapat membuka pandangan mahasiswa terhadap hal yang seringkali terjadi dalam kehidupan. Banyak orang yang dapat masuk ke dalam sebuah perusahaan karena bantuan dari teman atau saudara. Selain itu, dengan adanya pendapat ini, mahasiswa juga dapat menjadi lebih aktif untuk mencari relasi sebanyak-banyaknya. Ada juga dampak negatif yang ditimbulkan, yaitu rasa kurang percaya terhadap kepanitiaan. Padahal, kepercayaan juga salah satu hal penting dalam suatu relasi. Lalu, apa harapan dari para narasumber untuk kepanitaan di UK Petra?

Viona Angelica, sebagai salah satu anggota Himpunan Mahasiswa (HIMA) berharap agar kepanitiaan di UK Petra dapat terus berkembang dengan ide-ide yang unik, sehingga acara menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Yunus Marsetio, salah satu mahasiswa Informatika berharap agar penilaian dapat dilakukan dengan adil dan mempertimbangkan hal-hal yang penting. Demikian juga Yohanes Efraim, mahasiswa Ilmu Komunikasi, memiliki harapan agar panitia di UK Petra bisa terbuka, berintegritas, dan menilai secara adil. Karena ketika semua transparan, maka kepanitiaan akan semakin baik dan maju.

Jadi Sobat GENTA, bagaimana menurut kalian? Tapi apapun pendapat kalian, jangan pernah menyerah untuk daftar kepanitiaan ya. Kalian pasti bisa belajar hal-hal baru melalui kepanitiaan di UK Petra. Semangat!

About the author /