Masa Depan Universitas Kristen Petra di Tangan Siapa?

Masa Depan UK Petra di Tangan Siapa?

Oleh: Natania Wahyuni T

Dalam laporan rektor yang terakhir pada Dies Natalis ke-56, ada nada kelegaan tersirat dari tutur kata Prof. Ir. Rolly. Intan M.A.Sc., Dr.Eng. menjelang berakhirnya masa kinerja beliau. Dua periode sudah beliau lalui dengan luar biasa.

“Saya merasakan satu hal, bahwa Universitas ini diselenggarakan bagi kita yang dipanggil oleh Tuhan untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan. Saya yakin Petra ini milik Tuhan, dengan begitu Tuhan akan selalu memelihara dan akan selalu menyertai setiap anak Tuhan yang ada di UKP ini dalam berjuang memuliakan nama-Nya,” ujar Rektor yang menjabat sejak tahun 2009 ini ketika ditanya tentang masa depan Universitas Kristen (UK) Petra.

Dua faktor penting bagi sivitas akademika

Ada dua faktor penting bagi Rolly yang harus dipegang teguh oleh seluruh sivitas akademika UK Petra, antara lain humility (kerendahan hati) dan persatuan. Dapat dilihat bahwa persatuan sedang menjadi isu hangat di Indonesia. Ini menjadi concern bagi Rolly dimana banyak lembaga atau institusi hancur bukan karena tantangan dari luar, tapi karena adanya masalah internal. Semakin berkembangnya UK Petra tentu membutuhkan rasa persatuan dan kesatuan yang lebih besar pula.

Humility & persatuan

Humility adalah salah satu nilai dari UK Petra yang Rolly pandang luar biasa. Karena kerendahan hati-lah yang bisa menyatukan institusi ini. Beliau ibaratkan, bahwa kita bisa dengan mudah membuat asosiasi orang-orang baik maupun asosiasi perampok. Tapi adakah suatu perkumpulan orang-orang sombong? Adalah suatu ketidakmungkinan karena sesama orang sombong tidak akan bisa berkerja sama satu sama lain. Kerendahan hati adalah modal yang utama, diharapkan nilai-nilai yang dipegang UK Petra bukanlah sekedar wacana, namun diresapi betul oleh seluruh sivitas.

Pada tahun 2009, awal beliau menjabat, UK Petra masih berakreditasi B. Dosen yang bergelar doktor masih di bawah rata-rata, artinya publikasi dan kerjasama luar negeri pun masih kurang. Berbeda dengan sekarang dimana UK Petra sudah menjadi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terbaik se-Indonesia selama tiga tahun berturut-turut. Selain itu, rata-rata dosen yang bergelar doktor pun sudah melebihi rata-rata nasional.

Pada laporan Rolly tahun lalu, yang sempat disangka menjadi laporan rektor terakhirnya, ia mengibaratkan kesuksesskan UK Petra seperti sebuah pendulum. Bahwa pendulum saat naik, akan didorong dengan gaya momentum yang cukup kuat. Pendulum ini bila sudah berada di titik puncak akan cenderung turun. Perlu effort cukup kuat yang mengandung kerja sama, persatuan, dan kerendahan hati untuk menjaga agar pendulum ini jangan sampai turun. Tentu ini akan menjadi tugas yang berat bagi pimpinan selanjutnya karena mempertahankan prestasi bukanlah hal yang mudah. Semua mata akan melihat saat UK Petra sedang berada dalam masa kejayaan.

Tiga kriteria rektor

Menghadapi hal seperti ini tak cukup hanya bermodal gelar doktor, bagi Rolly tentu bisa ditemukan banyak orang yang sudah bergelar S3. Soft skill pastinya menjadi faktor yang penting, ada tiga kriteria yang menurut beliau harus dimiliki oleh seorang rektor. Yang pertama tentu adalah orang yang diurapi atau yang diperkenakan oleh Tuhan. Kedua, mendapatkan dukungan dari yayasan dan seluruh sivitas. Dan yang terakhir ialah memegang teguh nilai-nilai UK Petra.

“Selama 8 tahun saya menjabat sebagai rektor, jujur saya saya tidak merasa kita adalah orang-orang yang hebat dan mempunyai kemampuan. Saya diangkat menjadi rektor setelah menjadi dekan (kepala fakultas). Sebelumnya, saya tidak mempunyai pengalaman jabatan apapun. Jadi apa yang bisa diharapkan dari saya?” ujar Rektor Universitas Kristen Petra ini.


Kinerja beliau selama dua periode ini memberikan peningkatan luar biasa bagi UK Petra atas dasar pelayanan. Pemikiran beliau menjadi tamparan halus bagi orang-orang yang belum siap melayani memuliakan nama-Nya. Terimakasih Bapak Rolly Intan, semoga semakin hari UK Petra semakin diberkati oleh Tuhan!

About the author /


Post your comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *