Kembangkan Skill Kolaborasi dalam Dunia Bisnis

Fotografer: Sesilia Alexandra

Kembangkan Skill Kolaborasi dalam Dunia Bisnis

Oleh: Nikita Luisa

Mayoritas dunia perekonomian sekarang didominasi oleh perusahaan-perusahaan baru yang kian meraup banyak keuntungan. Maka dari itu, tak heran jika banyak orang mulai berlomba-lomba untuk mendirikan perusahaan milik mereka masing-masing. Namun, bagaimana cara yang tepat untuk mulai mendirikan perusahaan sendiri? Hal itu tentunya masih ambigu bagi sebagian besar mahasiswa. Pada Jumat (29/3/2019) kemarin, seminar “How to Start Your Own Start-Up Company” telah hadir untuk menjawab pertanyaan para calon entrepreneur muda. Diadakan di Gedung Q Universitas Kristen (UK) Petra, seminar kali ini menghadirkan pembicara ternama, yakni Kiwi Aliwarga selaku Chief Executive Officer dari Idealab sekaligus co-owner dari UMG Myanmar. Seminar satu ini tidak dipungut biaya sama sekali dan bahkan menjadi mata kuliah wajib untuk beberapa bidang studi, seperti manajemen dan creative entrepreneur.

Pada pukul 09.00, acara mulai ramai dan dipadati oleh mahasiswa yang ada. Selang 30 menit kemudian, Kiwi memulai presentasinya. Kiwi berujar bahwa hal penting yang diperlukan entrepreneur dalam membangun perusahaan sendiri bukan semata-mata berdasarkan ide-ide gemilang yang mereka buat, melainkan kolaborasi yang mampu mereka lakukan dengan partner kerja mereka. Seberapa jauh mereka mampu untuk mempercayai partner kerja mereka. Ide dari start-up business bukanlah hal yang paling penting, seiring waktu berjalan, ide bisnis tersebut akan menyesuaikan keadaan yang ada dalam lingkungan ekonomi. Generasi milenial merupakan generasi pengambil keputusan dan cenderung mengharapkan hasil yang instan, padahal, kebanyakan perusahaan baru akan stabil di tahun ke-2 dan 3, sementara banyak konflik akan dihadapi pada tahun ke-0 sampai tahun ke-2.

“Tidak ada yang mudah di dunia ini, termasuk membuat perusahaan. Pertanyaannya bukan kamu bisa atau tidak, melainkan kamu kuat atau tidak?” tekan Kiwi dalam seminarnya hari itu. Kiwi berujar bahwa kebanyakan anak muda cenderung berpikir secara linier, tidak menyadari bahwa mereka kekurangan informasi, kekurangan waktu dan ketika mereka telah menjalankan hal tersebut, baru menyadari bahwa banyak tembok besar yang menghalangi. Kiwi meyakini bahwa faktor paling berpengaruh dalam para pebisnis adalah kemauan mereka untuk belajar dan terus belajar dalam melakukan suatu hal.

Seminar ini tentunya mendapatkan banyak respon positif bagi banyak mahasiswa, Valensia Evelyn contohnya. Mahasiswi dari Program Studi (prodi) Desain Interior angkatan 2018 tersebut mengaku awalnya hanya ikut seminar karena diajak temannya, namun, ternyata, ia menyadari bahwa seminar ini sangatlah berguna dan menarik. “Aku jadi pengen tahu dan bisa tahu cara mendirikan usaha sukses. Acaranya menarik, dan gratis juga.” ungkapnya sumringah ketika ditanya-tanya di ruang seminar hari itu.

Tentunya tidak mudah untuk membangun suatu bisnis dari nol, dibutuhkan karakter seorang pebisnis, serta otak yang cerdas dalam melihat situasi. Namun, kemauan untuk belajar menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam menjalankan suatu bisnis. Maka dari itu, Sobat GENTA, siapkah kalian menjadi generasi milenial yang terus mau belajar dalam berbisnis?

About the author /