Hitam Nikmat Milik Yogyakarta

Fotografer : Evandruce Filbert

Hitam Nikmat Milik Yogyakarta

Oleh: Denalyn T. Istianto

The night is going deeper, and the streets are bustling with activity.  Rombongan turis lokal dan mancanegara berlalu-lalang di sekitar Jalan Malioboro, menikmati malam Yogyakarta yang ramai. Banyak yang mengambil foto – entah foto diri dan kawan-kawan, atau mengabadikan momen yang ada. Ada pula yang sekadar bercengkerama dengan sahabat atau keluarga, sambil berjalan-jalan dan street shopping mencari cendera mata dan kuliner di sepanjang Jalan Malioboro. Bila jalan kaki diteruskan dari Jalan Malioboro melewati Stasiun Yogyakarta, maka dapat terlihat deretan angkringan yang ramai pengunjung meski malam semakin larut.

Tepatnya di Jalan Wongsodirjan, Angkringan Kopi Joss Lik Man sudah menjamu para turis dan warga Yogyakarta sejak tahun 1978. Berawal dari berjualan di dalam Stasiun Yogykarta, angkringan ini kemudian mendapatkan lapak untuk berjualan di Jalan Wongsodirjan sekitar tahun 90-an dari pihak manajemen stasiun. Angkringan ini membawa satu nama, yaitu Lik Man yang merupakan sosok pencetus kopi joss. Kopi unik inilah yang kerap menjadi sasaran wisata kuliner kala berada di Yogyakarta.

Bunyi berdesis saat arang dimasukkan ke dalam kopi inilah yang menjadi asal nama kopi joss

Inilah yang menjadi ciri khas kopi joss – menu utama Angkringan Kopi Joss Lik Man – yakni arang membara yang dimasukkan ke dalamnya. Menurut Rendi Riawan, arang kayu pohon asam yang dimasukkan ke dalam kopi hitam ini punya khasiat untuk mengobati masalah pencernaan, karena karbon aktif pada arang dapat mengikat racun. Tak perlu takut, karena sebelum dimasukkan ke dalam kopi, arang sudah ditepuk-tepuk dulu di tungkunya untuk menyingkirkan abu yang menempel. Hingga saat ini, kopi merek Murni selalu menjadi partner setia angkringan ini untuk menghasilkan kopi joss yang punya aroma dan pahit yang khas. ‘Kok, namanya kopi joss, ya? Mungkin Sobat GENTA sempat bertanya-tanya. Bila proses pembuatan kita perhatikan baik-baik, ada suara yang timbul ketika arang membara dimasukkan ke dalam seduhan kopi. Josssssssss, suara seperti mendesis inilah yang membuat Lik Man menamai kreasinya kopi joss.

Satu gelas kopi joss bisa Sobat nikmati dengan harga lima ribu rupiah. Ada kreasi lainnya di angkringan ini, yaitu kopi susu joss, yang komposisinya sama dengan kopi joss (kopi Murni dan arang kayu asam), hanya saja ditambahkan susu kental manis. Tak hanya menyajikan kopi, Angkringan Kopi Joss Lik Man juga punya teh manis dan wedang jahe. Semuanya bisa didapatkan hanya dengan lima hingga enam ribu rupiah pergelasnya. Minuman-minuman ini biasanya ditemani berbagai makanan, mulai dari sate telur puyuh, sate ayam, tape, hingga nasi kucing yang dapat Sobat peroleh mulai dari harga tiga ribu rupiah.

Angkringan Kopi Joss Lik Man buka setiap hari pukul satu siang hingga satu dini hari. Bahkan, ketika libur Natal dan tahun baru pun angkringan ini tetap sibuk melayani pelanggan. Rendi mengaku dapat menghabiskan satu setengah karung arang setiap malamnya. Masalah libur, Angkringan Kopi Joss Lik Man hanya libur dua hari saja setiap tahunnya. “Libur, paling ya, dua hari pas Idul Fitri,” kisah Rendi. Angkringan Kopi Joss Lik Man tak pernah sepi pelanggan, apalagi di akhir pekan.

Meski angkringan kopi joss kini sudah menjamur, sang pelopor yakni angkringan milik Lik Man tetap mempertahankan eksistensi dan orisinalitasnya, yaitu menggunakan kopi Murni dan arang kayu asam. “Kalau di sebelah, nggak tahu pakai kayu apa. Kita selalu pakai kayu asem, nggak sembarangan,” jelas Rendi sembari meracik kopinya. Sobat GENTA penyuka kopi, siap berebut tempat di Angkringan Kopi Joss Lik Man pada liburan berikutnya?

About the author /