Forum Diskusi Anugerah Jurnalistik Adinegoro : Ajak Mahasiswa Untuk Perangi Hoaks

Fotografer : Evandruce Filbert & Tasha Isabella

Forum Diskusi Anugerah Jurnalistik Adinegoro : Ajak Mahasiswa Untuk Perangi Hoaks

Oleh : Patrick Jonathan

Kamis (7/2/2019), Universitas Kristen (UK) Petra bekerja sama dengan Suara Surabaya berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Forum Diskusi Anugerah Jurnalistik Adinegoro. Kegiatan yang diprakarsai oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini merupakan penghargaan karya jurnalistik tertinggi di Indonesia. Penghargaan bergengsi ini diadakan setiap tahun sejak tahun 1974 dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional. Tidak hanya mengundang rekan-rekan media, kegiatan yang dilaksanakan di Auditorium Kampus Pusat UK Petra ini juga mengundang mahasiswa dari berbagai universitas.

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) UK Petra, Dr. Ido Prijana Hadi, M.Si., naik ke atas panggung untuk memberikan kata sambutan. “Sungguh sebuah kehormatan bagi kami, UK Petra menjadi tempat diskusi penerima Anugerah Jurnalistik Adinegoro. Di tengah situasi banjir informasi palsu (hoaks), seringkali pembenaran menjadi lebih penting daripada kebenaran itu sendiri. Disinilah insan-insan pers terus dituntut untuk mengolah informasi yang benar, akurat, dan sesuai fakta,” ucap Ido.

Mirza Zulhadi, selaku perwakilan dari PWI, turut memberikan kata sambutan. “Terima kasih kepada UK Petra dan Suara Surabaya yang turut membantu menyukseskan acara ini. Saya ucapkan selamat kepada para pemenang, serta terima kasih kepada para dewan juri yang telah memeriksa dengan teliti. Selamat berdiskusi dengan kawan-kawan mahasiswa, semoga menghasilkan sebuah kesimpulan yang bisa kami bawa ke PWI,” ucap Mirza.

Ada enam kategori yang dilombakan, yaitu Anugerah Jurnalistik Televisi, Radio, Media Cetak (Indepth Reporting), Foto, Media Siber, dan Karikatur. Namun hanya ada lima pemenang yang hadir, beserta dewan juri di tiap kategori lomba. Mereka adalah Demitrius Wisnu Widiantoro, Wahyu Kokkang, Anton Bahtiar Rifai, Benny Hermawan, dan Sri Iswati. Kelima pemenang tersebut berbagi pengalaman ketika menjalani profesinya, serta bagaimana kronologis karya-karya mereka diakui sebagai yang terbaik.

Selanjutnya, dibuka sesi tanya jawab. Beberapa dosen dan mahasiswa bertanya dengan sangat antusias kepada para pemenang. Salah satunya adalah Drs. Gatut Priyowidodo, M.Si. Ph.D.. Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UK Petra ini menanyakan bagaimana proses kreatif yang dilalui oleh Wahyu, pemenang kategori karikatur, sehingga karyanya bisa menjadi yang terbaik. Wahyu mengatakan bahwa menurutnya, ide dapat datang dari mana saja. “Sebenarnya sebuah ide bisa datang dari mana saja,” kata Wahyu.

Menurutnya, ide pembuatan karikatur Hantu Pilpres berawal dari melihat grup keluarga ada banyak berita hoaks yang disebar. Apalagi sebentar lagi pemilihan presiden (pilpres), jika dibiarkan maka hoaks tersebut tidak dapat dibendung. Oleh karena itu, melalui karikatur Hantu Pilpres tersebut Wahyu ingin mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan sebuah berita. “Semoga nanti pilpres kita bebas dari hoaks dan lebih bermartabat,” ucap Wahyu.

Di penghujung acara, seluruh peserta yang hadir beserta panitia berkumpul di depan panggung untuk foto bersama.

About the author /