Closing COP ke-22: Tunjukkan Kekompakan Desa!

Fotografer: Evandruce Filbert

Closing COP ke-22: Tunjukkan Kekompakan Desa!

Oleh: Alvin Ramasurya W.

Kamis (9/8/2018) Universitas Kristen (UK) Petra mengadakan Closing Ceremony Community Outreach Program (COP) yang ke-22. Kegiatan yang dilaksanakan di ruang AVT.502 ini merupakan kegiatan terakhir dari rangkaian COP yang ke-22 ini.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Dr. Dra. Jenny Mochtar, M.A. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik (WR I)  mewakili Rektor Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng. yang berhalangan hadir. Setelah mendengarkan sambutan, peserta diminta untuk menampilkan talent show yang sudah mereka persiapkan. Sudah tiga minggu para peserta tinggal di desa masing-masing, dan sekaranglah saatnya menunjukkan kekompakan dari desa mereka dengan cara mempersembahkan sebuah penampilan berdurasi lima hingga sepuluh menit. Setelah sesi talent show berakhir, peserta menyaksikan video akhir dari panitia. Dalam video ini ditayangkan kembali bagaimana cerita dari COP ke-22 ini mulai dari penjemputan di bandara hingga Closing Ceremony. Kegiatan kemudian diakhiri dengan doa penutup dan makan malam bersama.

COP ke-22 diikuti peserta dari berbagai negara, setiap dari peserta pasti memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang COP dan Indonesia. GENTA mendapat kesempatan untuk mewawancarai beberapa peserta COP kali ini. Yuk, kita simak kisah mereka.

Adaptasi soal makanan

Testimoni pertama datang dari supervisor untuk mahasiswa dari Cina. Huang Jia yang setiap harinya harus berpindah-pindah dari desa ke desa ini mengaku paling sulit beradaptasi dengan makanan. Makanan pedas dan makanan yang digoreng merupakan hal yang jarang ditemui di negara asalnya.

Berbeda dengan Huang, Abdirizak yang berasal dari Belanda mengaku kesulitan untuk makan nasi tiga kali sehari. Pria yang mengikuti COP untuk belajar kebudayaan lain ini mendapatkan banyak pengalaman berharga. Kemampuan manajerial adalah salah satu hal yang ia dapatkan dari COP kali ini.

Tak hanya makanan, air juga jadi tantangan

Tidak hanya makanan, ternyata air dingin yang digunakan untuk mandi juga menjadi tantangan tersendiri bagi Kim. Wanita asal Hongkong ini mengaku tidak terbiasa mandi menggunakan air dingin, sehingga tempat tinggalnya yang hanya menyediakan air dingin menjadi tantangan tersendiri baginya. Kim mengaku bahwa dirinya mengikuti COP ini untuk mendapatkan waktu bagi dirinya sendiri sebelum terjun ke dalam dunia kerja.

Bagaimana Sobat GENTA, sudah merasa tertarik mengikuti COP? Jangan sampai ketinggalan keseruan COP tahun depan. Seperti kata Baryan Kotten, salah satu volunteer COP ke-22, “Mahasiswa Petra rugi kalo nggak ikut COP.”

About the author /